EVALUASI RESTU IBU 2015

di %s Berita 743 views
Banner

DSC02696

Ngawi – Komitmen Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk menuntaskan persoalan gizi pada Tahun 2015 ini kembali ditunjukkan secara serius melalui Gerakan “Restu Ibu” atau Gerakan Terpadu Tuntas Gizi Buruk Kabupaten Ngawi. Hal ini diwujudkan dengan dilakukannya pertemuan untuk mengevaluasi sejauh mana program ini berhasil mencapai apa yang dikehendaki. Gerakan ini sendiri telah dicanangkan oleh  Budi Sulistyono Bupati di Pendopo Wedya Graha pada tahun 2013 yang lalu.

Mengambil tempat di Ruang Bina Bhakti Praja Lantai 2 Setda Kabupaten Ngawi Evaluasi Program “Restu Ibu” (Gerakan Terpadu Tuntaskan Gizi Buruk) ini selain di hadiri Bupati Ngawi Ir. H. Budi Sulistyono serta ibu, Plt Kepala Dinkes Kab. Ngawi Agus Sri Gunawan, Kepala SKPD terkait, Camat dan Kepala Puskesmas se-Kab. Ngawi . Masalah gizi buruk merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia termasuk Kabupaten Ngawi. Selain kurang vitamin A, kurang lodium, anemia gizi dan kekurangan zat gizi mikro lainnya. Gizi buruk mempunyai dimensi yang sangat luas, baik konsekuensinya terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia maupun penyebabnya. Gizi buruk secara langsung maupun tidak langsung akan menurunkan tingkat kecerdasan anak, terhambatanya pertumbuhan dan perkembangan anak serta menurunkan produktivitas.

Dalam sambutannya Budi Sulistyono mengajak kepada yang hadir untuk menjalankan program Restu Ibu ini secara sungguh-sungguh. Beliau menekankan tentang pentingnya deteksi dini sehingga kasus Gizi Buruk pada anak atau bayi tidak terjadi. Harapannya melalui progam Restu Ibu ini Kabupaten Ngawi dapat  terbebas dari Gizi Buruk. Beliau Bupati mendorong kepada Kepala SKPD dan Kepala Puskesmas se-Kab. Ngawi untuk menjadi orang tua asuh, minimal dua balita, keberadaan orang tua asuh ini berperan untuk memonitor tumbuh kembang anak secara berkala sehinggga dapat diantisipasi sejak dini berbagai masalah gizi buruk ini.

Kondisi gizi buruk di Kabupaten Ngawi mengalami penurunan yang sangat tajam awal tahun 2015 ini jumlah gizi buruk 37 menjadi 11, jadi untuk gizi buruk mengalami penurunan 24. Harapan kami, dalam penanangan penuntasan gizi buruk ini perlu kerja sama, pentingnya peran team dan teamwork serta leadership  dari berbagai komponen untuk bersatu melakukan penuntasan gizi buruk ini” ujar Budi Sulistyono

Sebar dan Bagikan :

Shares