Kemeriahan terlihat di Lapangan Desa Sirigan pada selasa 20/9 kemarin. Ratusan warga, Bupati Ngawi Budi Sulistyono dan seluruh jajarannya turut hadir dalam lapangan Sirigan. Nampak tidak ada sekat antara warga dan orang nomer satu di Kab. Ngawi saat melihat pertunjukan ketoprak dalam rangka memperingati puncak BBGRM (Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat) ke XIII dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ke 44.
Dalam sambutannya Bupati menyampaikan bahwa kegiatan BBGRM ini merupakan bentuk pelestarian budaya gotong royong di masyarakat dalam membangun sebuah daerah. Disamping itu diharapkan BBGRM juga bisa menumbuhkan semagat masyarakat untuk bergotong royong karena budaya ini sudah mulai luntur. Lebih lanjut Bupati terus mengingatkan warganya jika pembangunan harus dilakukan dari desa. Namun untuk mewujudkannya dibutuhkan tiga hal penting . Yakni, anggran desa yang bertambah, partisipasi masyarakat, serta lembaga pemerintahan yang kuat dan solid. Dan untuk menyatukan ketiga hal tersebut dibutuhkan kondusivitas sistem pemerintahan daerah secara menyeluruh. “ Dalam acara ini saya juga menyampaikan penghargaan dan apresiasi pada warga Ngawi. Sebab, dari pemaksimalan pemberdayaan masyarakat melalui gerakan PKK yang ada di kecamatan tercipta banyak pretasi dan menjadi perhatian internasional , terang Bupati.
Sementara Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (Bapemas Pemdes) Sodik Tri Widianto mengatakan puncak acara BBGRM XIII dan HKG yang dipusatkan di desa Sirigan ini merupakan upaya pemerintah dalam menumbuhkan semangat gotong royong antara masyarakat dengan pemerindah dalam memudahkan proses pembangunan. Hal tersebut terlihat dari kondusivitas pemerintah yang dipimpin Bupati Budi Sulistyono selama dua periode.
Dalam puncak acara BBGRM ini juga dilakukan pencanangan program Orang Tua Asuh, pendampingan ibu hamil (Bumil), Kurang Energi Kronik (KEK), Bumil Anemia, Bumil Pre Eklamsia/ Eklamsia. Program-program ini sebagai tahapan pemerintah dalam menuntaskan program restu ibu sebagai percepatan penuntasan gizi buruk di Ngawi. Bupati juga memberikan sejumlah bantuan kepada kelompok tani di Ngawi. Ketua Tim Penggerak PKK Antiek Budi Sulistyono juga memberikan bantuan bagi kader posyandu dan sejumlah ibu hamil. “ Semua elemen masyarakat diajak bekerja sama untuk tidak kenal menyerah membawa kader PKK dalam mengabdi di masyarakat,” tambah Krtua TP PKK.
Kemeriahan puncak BBGRM ditutup dengan berbagai bentuk kesenian mulai dari tarian, tatrikal dari Dinas Kesehatan dan guyonan dari pelawak senior Kirun hingga pertunjukan ketoprak. Lakon yang dimainkan dalam ketoprak ini berjudul Pedut Ing Bumi Sirigan.