Penghargaan Piala Adipura bidang kebersihan dan pengelolaan kota diserahkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara untuk Kabupaten Ngawi. Penghargaan Adipura yang sudah kedua kalinya ini tiba di Pendopo Wedya Graha pada Selasa malam (11/6) sekitar pukul 19.00 WIB.
Pada kesempatan tersebut Presiden SBY juga menyerahkan secara langsung 18 penghargaan Kalpataru, tujuh Adipura Kencana dan 33 Adipura untuk kota yang baru pertama kali menerimanya, 22 sekolah Adiwiyata Mandiri, enam penghargaan penyusun SLHD.
Sementara, acara tasyakuran atas diraihnya piala Adipura tersebut langsung digelar oleh Bupati Ngawi Ir Budi Sulistyono bersamaan dilepasnya para atlet yang akan bertanding pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur ke-4 dan Persinga dalam mengikuti Divisi I.
“Dengan diraihnya piala dibidang kebersihan dan tata kota ini akan terus kita pertahankan sepanjang masa apalagi momen diraihnya Adipura memberi warna tersendiri menuju Ngawi Spetakuler yang tinggal selangkah lagi,” terang Ir Budi Sulistyono.
Sementara diraihnya piala Adipura tidak serta merta keberuntungan daerah ini. Seperti yang terlihat pihak Pemkab Ngawi sebelumnya telah ancang-ancang berbenah diri khususnya mempercanti pemandangan kota seperti di area alun-alun dan sekitarnya. Nampak, pemandangan ikon monument meriam kembar terlihat lebih asri.
“Kami tengah berupaya dan mengevaluasi hasil kinerja kami pada waktu lalu yang gagal meraih piala adipura, dari pengalaman tersebut kami berupaya pada tahun ini bisa meraihnya dan alhamdulilah dapat tercapai,” ujar Yulianto Kus Prastiyo, kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ngawi.
Bahkan menurutnya, 2013 merupakan tahun kinerja dan prestasi, sehingga Adipura menjadi salah satu tolak ukur pencapaian kinerja dan prestasi Kabupaten Ngawi dalam memberikan pelayanan kebersihan.
Menurut Yulianto, meskipun target yang dipasang menyabet Adipura pada tahun ini sukses namun yang terpenting pola hidup bersih dan menjaga kenyamanan kota yang selalu dijaga bagi masyarakat kota Ngawi sendiri secara berkelanjutan bukan saja menjelang penilaian Piala Adipura. “Jadi jangan hanya persiapan secara dadakan tiap kali menjelang penilaian Adipura saja,” ujarnya lagi.
Sementara, pihak pemkab juga punya punya dalih lain dengan kegagalan Adipura tahun lalu. Pasalnya kuota nasional pada tahun 2012 ada 140 kabupaten/kota akan tetapi tahun ini menyusut 63 daerah meskipun Jawa Timur secara umum menyabet Adipura terbanyak.
Kemudian tambah Yulianto, pihaknya sudah mempersiapkan bahan evaluasi untuk tahun ini. Menurut Yulianto misalkan dilokasi RSUD dr Soeroto mengenai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dimana untuk tahun lalu masih menggunakan sistim open dumping. Namun untuk saat sekarang memakai sistem sanitary refill. Dengan demikian sangat diharapkan RSUD Dr Soeroto memiliki IPAL mandiri. (sinarngawi.com)