Sebanyak enam pemuka agama dari forum komunikasi antar umat beragama melakukan ritual doa bersama di bantaran Kali Surabaya. Mereka berdoa agar kepedulian masyarakat dalam menjaga kelestarian Kali Surabaya dapat tetap terjaga.
Sebelum ritual doa bersama dimulai, satu persatu dari enam pemuka agama yakni Konghuchu, Hindu, Budha, Kristen, Katholik, dan Islam memberikan ceramah agama akan pentingnya menjaga keestarian lingkungan, khususnya air.
“Tak ada satupun agama di dunia yang mengajarkan umatnya untuk merusak lingkungan. Semua mewajibkan untuk menjaga kelestarian alam,” kata Direktur Konsorsium Lingkungan Hidup, Imam Rochani saat kegiatan Ruwatan Kali Surabaya, Sabtu (23/3).
Menurut dia, prosesi ruwatan biasanya diadakan dengan menggelar acara wayang. Namun, dalam acara Ruwatan Kali Surabaya yang diikuti ratusan kader lingkungan dan mahasiswa itu direalisasikan dalam wujud doa bersama dengan mengundang tokoh lintas agama. “Doa kalau sendiri-sendiri agak lama terkabulnya. Sekarang doa lintas agama dan kalau lebih dari 40 orang bisa lebih cepat nyampai (dikabulkan),” ujarnya.
Imam mengatakan, dengan memberikan ceramah dari berbagai sudut pandang agama, maka diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dapat bertambah. “Setalah ini kami harap para tokoh agama dapat berdakwah atau ceramah dengan pendekatan terkait problem lingkungan. Ini penting karena jika pendekatan hukum tak membuat jera para perusak lingkungan, maka pendekatan religi bisa menjadi alternatifnya,” tegasnya.
Usai berdoa, ruwatan dilanjutkan dengan kegiatan potong tumpeng sebagai wujud rasa syukur. Setelahnya dilakukan penyebaran 5.000 bibit ikan bader dan penanaman pohon di bantaran Kali Surabaya. Prosesi dipimpin Walikota Surabaya, Tri Rismaharini dan dilanjutkan para tokoh lintas agama dibantu para kader lingkungan dari Garda Lingkungan Jatim dan mahasiswa Universitas Airlangga dan Universitas Merdeka Surabaya.
Di penghujung kegiatan ruwatan, para tokoh lintas agama bersama menyusuri Kali Surabaya dengan menggunakan perahu. Hal ini, kata Imam, dilakukan agar mereka dapat melihat secara langsung kondisi sungai yang menjadi sumber bahan baku air minum warga Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo tersebut. (kominfo.jatimprov.go.id)
Serah Terima Tugas Pjs Bupati Ke Bupati Ngawi
Serah terima pelaksanaan tugas PJs Bupati Ngawi Tiat S Suwardi kepada Bupati…