Ratusan warga Desa Ngawi Purba, Kecamatan/Kabupaten Ngawi menggelar tradisi Larung Sesaji di Sungai Bengawan Solo yang melintas di perkampungan mereka, Kamis (22/11). Tardisi larung ini, agar warga terhindar dari berbagai bencana dan dimudahkan mendapatkan limpahan riski baik dari hasil alam maupun usaha lainnya.
Tradisi yang dilaksanakan di Bulan Suro ini, dilaksanakan dengan memperebutkan gunungan berukuran setinggi 3 meter yang berisikan hasil bumi dan ruang receh. Selain itu, dalam pelaksanaanya juga dilengkapi berbagai pertunjukan kesenian tradisional seperti Reog dan Warogo yang sebagian penarinya kesurupan.
Tidak hanya itu, ratusan warga yang berebut hasil bumi itu, juga rela berdesakan terhimpit, terjepit dan terinjak-injak karena meyakini makanan dan uang yang disedekahnya dalam larung itu, membawa berkah bagi keluarga mereka masing-masing.
Apalagi, uang itu disebarkan dengan cara dilempar. Tidak hanya orang dewasa, dan orang tua, kalangan anak-anak juga ikut berebut dalam acara Larung Sesaji itu.
“Saya berharap mendapatkan berkah, rejeki yang melimpah dan di jauhkan dari bencana banjir dan lainnya,” terang Sami Rahayu (45) salah seorang warga yang ikut berebut dalam larung itu kepada Surya, Kamis (22/11/2012).
Tradisi Grebeg Suro yang dikemas dalam Larung Sesaji ini, awalnya sesaji dikirab keliling kampung yang di kelilingi Sungai Bengawan Solo. Selanjutnya, dipimpin sesepuh adat, sesaji berupa gunungan tumpeng dan sepasang ayam di larung ke Sungai Bengawan Solo.
Sesepuh Adat yang memimpin aacara ini, Pidarti menegaskan tradisi ini digelar sebagai bentuk doa agar warga kampungnya dijauhkan dari bencana baik banjir yang disebabkan luapan Sungai Bengawan Solo maupun luapan Sungai Bengawan Madiun yang menumpuk di satu titik temu di kampung itu.
Selain itu, juga berdoa juga berdoa agar dijauhkan dari bencana puting beliung, yang sebelumnya sudah melanda sejumlah wilayah kecamatan lain di Kabupaten Ngawi.
“Intinya agar semua dijauhkan dari bencana dan selalu mendapatkan limpahan riski dan berkahNya,” tandasnya.
Usai larung sesaji warga masih tidak meninggalkan lokasi yang ada di pinggiran Sungai Bengawan Solo dan Bengawan Madiun itu. Mereka masih menyaksikan hiburan Reog dan Tari Warogo asal Ngawi yang seluruh penarinya kesurupan saat memainkan tariannya. (Surya.co.id)