Category archive

Berita - page 554

Ada Keris Berkekuatan Magis di Pameran

di %s Berita/Informasi 904 views

KOTA – Benda-benda kuno bila mendapat sentuhan perawatan ternyata memiliki daya seni tinggi. Seperti yang dipamerkan di Paseban Alun-alun Merdeka sepekan terakhir. Meski terkesan lusuh, barang-barang peninggalan leluhur itu bisa dijual dengan harga tinggi. Hal itu yang menjadi alasan kuat kenapa banyak kolektor benda antik yang memburunya. “Orang bilang benda seni itu tidak harus dinilai dengan uang. Memang benar ungkapan itu,” terang Farid Yuda, koordinator pameran.

Benda-benda jadul (jaman dulu) yang dipajang pun beraneka ragam. Seperti keris peninggalan kerajaan Majapahit dan Mataram, peralatan bercocok tanam warga dan seni ukir yang memiliki kekhasan tersendiri. Menariknya, keris yang dipamerkan rata-rata masih memiliki kekuatan magis. “Pengunjung tidak boleh pegang dan mengambil fotonya. Cuma bisa melihat di rak kaca saja. Ya ini masih ada kekuatan gaibnya,” urainya.

Meski baru kali pertama ini menggelar pameran, warga yang ingin melihat benda-benda kuno dari jarak dekat lumayan banyak. Tak cuma orang dewasa, anak-anak pun juga berseliweran. Hanya saja, butuh pengawasan khusus bisa stan pameran dijejali anak-anak dan remaja. “Kadang-kadang itu iseng memegang keris. Padahal ada sebagian yang tajam. Kami harus ekstra mengawasinya,” jelasnya.

Kata dia, sebenarnya banyak warga lokal penghobi benda antik. Mereka belum bisa terkoordinir. Barang-barang yang dimiliki hanya untuk kepuasan pribadi. “Bila ada wadahnya kami yakin Ngawi bisa menunjukan eksistensinya sebagai kolektor benda kuno,” paparnya.

Putri Suminar Nindy Ningrum, salah seorang pengunjung mengatakan, benda-benda kuno yang dipamerkan cukup artistik dan beragam. Tidak terfokus pada senjata peninggalan kerajaan Majapahit dan Mataram saja, benda kuno yang nilai seninya tak kalah menarik juga dipajang. “Ada lesung padi yang sebagian sudah lapuk. Ada pula peralatan jaring untuk menangkap ikan. Terkesan simpel sebenarnya. Tapi sangat elegan,” tuturnya. (radarmadiun)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Jatuh Bangun, Pejabat Balap Karung

di %s Berita/Informasi 665 views

KOTA – Permainan tradisional seperti balap bakiak, tarik tambang, egrang, balap karung dan gobak sodor biasanya dimainkan anak-anak dan remaja. Tapi bagaimana bila yang harus turun lapangan untuk menjajal permainan jadul (jaman dulu) itu pejabat-pejabat di lingkup pemkab Ngawi. Tak cuma terkesan kaku, tapi juga bisa membuat terpingkal-pingkal tentunya. Seperti yang terlihat di lapangan Alun-alun Merdeka kemarin. “Perut saya seperti dikocok-kocok melihat Pak Kanang (Bupati Budi Sulistyono, Red) meloncat-loncat saat balap karung,” ungkap salah seorang panitia pertandingan kepada koran ini.

Suasana semakin semarak dengan sorakan para pendukung yang bejubel sekitar arena. Tak hanya laki-laki saja, kaum hawa pun juga tak mau kalah memberi suport. Tak jarang, mereka meneriakkan yel-yel kepada pejabat yang didukungnya. “Ini kan hanya permainan. Untuk meramaikannya, penonton juga ikut berteriak-teriak memberi dukungannya,” paparnya.

Meski terjatuh berulang kali, Bupati Budi Sulistyono masih bisa tertawa terbahak-bahak di arena perlombaan. Begitu pula lawan-lawan yang dihadapi. Seperti sekretaris Mas Agoes Nirbito, Kajari Ngawi Kasmin dan Dandim 0805 Letkol Inf Achmad Budi Handoyo. Aroma fair play pun begitu tampak usai pertandingan. “Ya ternyata sulit juga. Tak bisa lari cepat saat balap karung,” ucap Bupati Budi Sulistyono.

Kata dia, permainan tradisional sebenarnya sangat menghibur. Cuma sekarang ini sudah banyak yang meninggalkan. Anak-anak lebih memilih bermain game. Yang dianggap lebih modern dan santai. “Padahal permainan tradisional itu sarat dengan hiburan, olahraga dan motivasi. Jadi kami ingin mengembalikan pamornya seperti sedia kala,” jelasnya.

Djaka Santoso, Kabag Humas menambahkan permainan tradisional sengaja disuguhkan ke pegawai lingkup pemkab rutin setiap tahun. Tak hanya jajaran muspida saja yang turut serta, staf pun diperbolehkan unjuk gigi. Hal itulah yang membuat jalannya perlombaan permainan tradisional semarak. “Semua satker mengirimkan wakil-wakilnya. Bahkan, adapula yang mengkoordiner pendukung untuk memberi suport pada wakil-wakilnya,” tegasnya.

Permainan tradisional semacam ini, tambah dia, akan disosialisasikan secara berlanjut. Bidikannya ke kalangan pelajar SD dan SMP. “Sudah ada wacana ke arah itu. Jadi bagaimana biar permainan tradisional ini tetap lestari,” tandasnya. (radarmadiun)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Bantuan Buku di HUT Bumi Orek-Orek

di %s Berita/Informasi 621 views

NGAWI : Sebanyak 70 anak sekolah tingkat dasar sewilayah Kecamatan Ngawi, mendapat bantuan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd). Bantuan berupa satu paket perlengkapan alat sekolah ini diberikan langsung Camat Ngawi, Subandono yang dilanjutkan seluruh pengurus PNPM MPd Kecamatan Ngawi.

“Kegiatan ini dalam rangka kepedulian PNPM terhadap anak didik dari keluarga yang tidak mampu dan bantuan dana sosial ini sekaligus untuk memperingati hari jadi Kabupaten Ngawi ke-654,” terang Subandono, Camat Ngawi yang membawahi 4 kelurahan dan 12 desa ini, Senin (25/06) di aula kantor Kecamatan Ngawi.

Bantuan dana sosial yang berisi satu paket buku dan alat tulis serta sejumlah uang ini dirasa sangat membantu masyarakat miskin Laminem, saat mendampingi anak ketiganya, Sabna Vindi Sari yang saat ini baru masuk di Sekolah Dasar mengaku senang atas bantuan tersebut. “Anak pertama saya di SMK, anak kedua di SMP dan ini baru masuk SD. Ya Alhamdulillah, atas bantuan tentu sangat meringankan beban kami,” ungkap warga Cupo, Desa Grudo ini jujur. (infongawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Yang Unik, Sepeda Pancal Berbahan Kayu

di %s Berita/Informasi 617 views

GERIH – Biasanya sepeda pancal dengan bahan dasar kayu hanya merupakan bagian hiasan didalam ruangan rumah atau biasa disebut replika. Namun lain yang terpanjang diteras rumah sederhana milik Totok Harminto, sepeda pancal berbahan kayu jati ini tidak lagi hiasan, tetapi benar-benar bisa dipergunakan beraktivitas sehari-hari.

Kalau dilihat cukup dekat ada keunikan tersendiri kreasi baru sepeda pancal buatan tangan Totok (panggilan akrab Totok Harminto-red) tersebut. Hanya ban, pelek dan rantai roda yang seperti aslinya tetapi untuk yang lain bagian sepeda tersebut cukup dari batangan kayu jati yang di modif sedemikian rupa. “Pada awalnya saya membuat sepeda pancal dari kayu ini ketika melihat potongan kayu jati yang berserakan tanpa dimanfaatkan paling-paling hanya untuk kayu bakar jadi percuma,” terang Totok, Minggu (24/6).

Saat disambangi dirumahnya di Dusun Kayut, Desa Guyung, Kecamatan Gerih, Totok mengaku merakit sepeda pancalnya termasuk gampang-gampang susah. “Kalau tidak menyesuaikan onderdil lainya bisa saja saat dinaiki jadi mretheli,” jelas pria yang memasuki kepala empat ini.

Pertama kali merakit buah karyanya, Totok menerangkan diawali sekitar dua tahun lalu saat itu dirinya yang menjadi kuli serabutan penghasilany tidak cukup untuk membiayai sekolah kedua anaknya. Dengan modal coba-coba justru sepeda pancal hasil rakitanya cukup diminati para kolektor barang antik meski sebelumnya oleh warga sekitar dianggap nyeleneh kreasi Totok ini. “Ya dari kemarin yang laku baru satu unit itupun pembelinya dari Jakarta yang dihargai 2,5 juta,” bebernya lagi. Satu unit sepeda pancal, lanjutnya, pengerjaanya bisa memakan waktu sekitar 1 bulan lebih tergantung jenis sepeda yang akan dibuatnya.

Setiap unit sepeda pancalnya, membutuhkan ekstra hati-hati saat merakit, untuk bagian body misalkan Totok harus membuat kayu yang lurus dengan kualitas baik seperti kayu jati yang sudah tua. Kemudian untuk stirnya harus mencari bahan dasar kayu yang bercabang untuk memudahkan pembentukanya.

Sedangkan pelek dan rantai serta bagian lain yang tidak mungkin memakai kayu Totok harus pergi ke pasar untuk mencari bahan tersebut. “Kalau semuanya sudah siap kita tinggal nyetel bodi biar ndak monting saat dinaiki dengan mengkaitkan mur baut antara bagian kayu dengan lainya biasanya habis ratusan ribu untuk beli bagian-bagian itu,” pungkas Totok. (sinarngawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top