Tentukan Awal Ramadhan, Pemerintah Gelar Sidang Isbat

di %s Berita/Informasi 958 views
Banner

TENTUKAN AWAL RAMADAN PEMERINTAH GELAR SIDANG ISBAT 8 JULIUntuk memberikan kepastian kepada masyarakat terkait penentuan awal Ramadan 1434 Hijriyah, pemerintah akan menggelar sidang isbat pada 8 Juli 2013. “Kita pastikan pada Senin malam mendatang. surat edaran sudah kami sampaikan ke seluruh Kantor Wilayah di setiap provinsi,” kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama Muchtar Ali, Rabu (3/7)

Tim hisab dan rukyat di setiap daerah, diminta untuk mempersiapkan diri. Ini berkaitan dengan pengawasan hilal atau bulan baru di 53 titik yang tersebar di 33 provinsi. Pemantauan hilal juga akan melibatkan tim hisab dan rukyat dari masyarakat dan ormas Islam. Seperti, di Jawa Timur, ada 130 titik pengamatan yang akan digarap Nahdlatul Ulama (NU) dan beberapa pesantren.

Untuk menyamakan penetapan awal Ramadan dengan beberapa negara tetangga, kata Muchtar, Indonesia telah menyepakati kriteria dengan Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Kriteria standar yang disepakati adalah hilal setinggi dua derajat di atas ufuk dengan umur bulan baru delapan jam. “Kami harapkan Ramadan dan Syawal antara Indonesia dan negara-negara itu sama,” ujarnya.

Muchtar menegaskan, dalam sidang isbat mendatang akan dihindari debat yang menjurus saling serang. Terutama, bila terjadi perbedaan penetapan awal Ramadan tahun ini. Langkah tersebut bertujuan menghindari kesan ketidakharmonisan antar tokoh agama dan ormas Islam. “Kalau ada perbedaan, kami berharap para tokoh agama mampu saling menghargai,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, banyak masukkan agar sidang isbat tak berubah menjadi ajang menyerang atau menghina satu sama lainnya. Apalagi, bersikap melecehkan. Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Abdul Djamil menegaskan, pemerintah tetap mengakomodasi  berdasarkan dua pendekatan penetapan, yakni perhitungan hisab dan dilengkapi dengan rukyat.

Kemenag tak berupaya memihak salah satu ormas atau golongan. Penetapan berdasarkan metodologi dan dalil Alquran dan hadis. Bila muncul perbedaan dalam menentukan awal Ramadan dan Syawal tahun ini, dia mengimbau jangan ada saling serang atau ungkapan bernada provokatif bagi pihak yang berbeda. “Lebih baik menjaga ukhuwah dan ketentraman, inilah sudah hampir setiap tahun terjadi. Saya rasa umat harus semakin dewasa menyikapi ini,” kata Djamil.

Persoalan mengenai perbedaan tak perlu dipermasalahkan. Dia beralasan, selama bukan hal yang mendasar dalam Islam, perbedaan adalah rahmat. Jadi, semua pihak diminta olehnya tak memperkeruh hubungan antarumat dan ormas Islam.

Djamil mengatakan, prinsip Kemenag dalam penetapan awal Ramadhan tetap dalam bingkai mempersatukan umat Islam. Selain itu, ujar dia, pihaknya selalu berusaha mempertemukan perbedaan. “Kami selalu berharap semua ormas satu sikap dalam menetapkan awal Ramadhan dan Syawal, tapi kita tidak ingin ada pemaksaan atau saling serang bila ada perbedaan,” pungkasnya. (jatimprov.go.id)

Sebar dan Bagikan :

Shares