Lagu ‘Bunda’ Mampu Mengiris Hati di Hari Ibu

di %s Berita/Informasi 664 views
Banner

Keagungan seorang ibu tercermin di Pendopo Wedya Graha Kabupaten Ngawi. Pagi ini, Kamis (22/12), Bupati Ngawi dan Wakilnya, Muspida Pemkab Ngawi, camat se Kabupaten Ngawi, DPRD, jajaran Polres Ngawi, jajaran Kodim 0805, ARMED 12 yang kesemuanya beserta istri, dan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Ngawi.

Puncak rangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Ibu yang selalu diperingati pada 22 Desember ini dimulai pukul 08.00 – 09.30 WIB terasa sangat khidmat. Istri Bupati Ngawi, Hj. Antik Budi Sulistyono.SH, bertidak selaku inspektur upacara. Dengan tema ‘Peran Perempuan dan Laki-laki dalam Membangun Ketahanan Ekonomi Menuju Kesejahteraan Bangsa’, ini sesuai dengan harapan yang diinginkan pada perempuan masa kini.

Dalam sambutannya, Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono, dalam membangun rumah tangga harus ada rasa saling percaya dan tidak hanya mengandalkan pendapatan dari pihak suami saja, tetapi istri harus mampu membantu perekonomian keluarga dengan mengembangkan industri rumah tangga. Bupati juga menyampaikan pesan moral terhadap pendidikan anak.

“Sebagai seorang ibu harus ikut membimbing dan bisa dijadikan teladan terhadap putra – putrinya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pendidikan karakter anak, diantaranya kejujuran dan perlu ditumbuhkan rasa percaya diri mental anak,” terang Kanang, panggilan akrab Bupati Ngawi.

Sementara itu, Tatik Sri Yuliwati, Kabid Pemberdayaan Perempuan pada reporter infongawi.com menegaskan pentingnya peran perempuan dalam kehidupan berumah tangga dengan membantu suami mencari nafkah.

“Kedepanya perempuan tidak hanya sebagai ‘konco wingking’ (teman belakang), tapi harus bisa menjadi ‘konco samping’ (teman sejajar) dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Caranya dengan meningkatkan produktifitas industri rumahan, contohnya : segala macam kripik kering dan basah, usus kering, roti atau kue, kerajinan tangan, dan lainnya,” terangnya.

Sejarah ‘Hari Ibu’ sendiri berawal dari organisasi perempuan sejak 1912, yang diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita di abad ke-19. Seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.

Dan pada tanggal 22 Desember 1928 organisasi perempuan mengadakan kongres pertamanya di Yogyakarta dengan membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Kongres berikutnya diadakan di Jakarta dan Bandung. Presiden Soekarno pada masa itu menetapkan melalui Dekrit Presiden No : 316 tahun 1959, bahwa tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu dan dirayakan secara nasional.

Di sisi lain, peringatan Hari Ibu yang digelar di Pendopo ini lebih karena mendatangkan siswa Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Sambiroto Kecamatan Padas, Ngawi yang mampu menunjukan kebolehannya. Lagu ‘Ibu Pertiwi’ mampu dilantunkan anak Tuna Grahita, Endang Sulistyowati (9), salah satu siswi SDLB Sambiroto, Padas dengan apik.

SDLB Sambiroto asuhan Suparni, Spd. Msi, juga menampilkan gerak dan lagu yang dibawakan oleh Jenifer (9) dan Ayu Mustika (9) penyandang Tuna Rungu dan wicara. Semua undangan bertambah kagum dari penampilan Siti Nurjanah (13) penyandang Tuna Netra. Lagu ‘Bunda’ yang dibawakan mampu mengiris hati para undangan hingga terlihat beberapa pasang mata berkaca – kaca. (Infongawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares