Kehadiran UBK Desa Ngale Dongkrak Ekonomi Kreatif Masyarakat Desa

di %s Berita 565 views
Banner

DSC02498,11

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) terus menggalakkan program Usaha Bersama Komunitas (UBK). Program yang akan mendorong adanya nilai tambah ekonomi masyarakat desa, sekaligus mengubah prilaku konsumtif menjadi ekonomi kreatif oleh masyarakat.

Sebelum membuat produk, kelompok masyarakat anggota UBK diberi pelatihan, pembekalan, dan pengenalan SOP untuk produksi sekaligus melakukan renovasi pabrik. Agar tidak kalah dalam pemasaran, produk juga di-launching dan sertakan dalam kegiatan pameran. Pemerintah membantu mengintensifkan sosialisasi produk kepada masyarakat maupun instansi terkait.

Usaha Komunitas Bersama (UBK) Desa Ngale Kecamatan Paron siap bersaing dengan produk-produk branded. Baru 4 bulan berjalan saja, produk UBK sudah laku di pasaran. Produk Usaha Bersama Komunitas (UBK) itu kini menjadi alternatif warga untuk kebutuhan sabun cuci pakaian dan pewangi pakaian.

Menurut Yan Teguh Wibowo yang juga Kepala Desa Ngale, program UBK ini telah dicanangkan oleh Kementerian Desa (Kemdes), UBK sangat membantu aktifitas ekonomi masyarakat setempat. Dengan adanya program UBK, kreatifitas masyarakat semakin meningkat. Dalam Operasionalnya UBK ini di kelola oleh pemuda Desa sebagai upaya mengurangai angka pengangguran dan membuka kesempatan kerja bagi pemuda desa.

kita harapankan masyarakat tidak hanya menjadi korban pasar dengan prilaku konsumtif, namun harus menjadi pelaku pasar yang bisa membuat produk yang memiliki nilai tambah secara ekonomi dan berdaya saing . Kami optimis, karena respon masyarakat sangat tinggi, kualitas produk pun tidak kalah dengan produk bermerek,” ujar Kepala Desa Ngale.

DSC02526.2

Kukuh Nugroho sebagai Ketua UBK menjelaskan, produk yang dihasilkan oleh UBK tersebut terbagi 3, yakni sabun cuci pakaian cair , sabun cuci piring cair dan pelembut pewangi pakaian. Meski kualitas produk tidak kalah dengan produk branded, harga yang ditetapkan untuk produk tersebut sangat terjangkau. “Sabun cuci pakai cuma Rp 6.500 dan pelembut pewangi cair Rp. 6.500 semua sangat murah dan terjangkau,” ungkapnya.

Ia mengatakan, berdirinya UBK tersebut, sebagian besar atas support, bantuan dan bimbingan dari Kemdes. Bantuan yang diberikan mulai dari alat produksi, bahan baku utama dan pelatihan produksi..

Kukuh menjelaskan, UBK tersebut adalah bentuk kerjasama dari 3 Desa, yakni Desa Ngale, Desa Gemarang dan Desa Jeblokan. Produksi dilakukan di Desa Ngale.

“Kita sekarang sedang mengupayalan standarisasi produk, agar produk kita bisa dipasarkan di berbagai supermarket. Kita yakin pasti bisa bersaing di pasaran. Karena kemarin, 1 bulan setelah launching di bulan Desember 2015 bulan Januari 2016 langsung laku 1000 buah,” ujarnya Kukuh Nugroho.

Sebar dan Bagikan :

Shares