Ngawi-Persinga Ngawi hanya bisa menjadi runner-up Piala Kemerdekan, setelah dikalahkan PSMS Medan secara dramatis, Minggu (13/9/2015) malam di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.
Selepas kekalahan itu, manajer Persinga, Dwi Rianto Djatmiko meminta maaf kepada masyarakat Ngawi. Persinga gagal menghindari kutukan sebagai runner-up pada tiga partai final dalam kurun tiga tahun terakhir.
Pertama, Persinga kandas di final Divisi II tahun 2012, dikalahkan Nusa Ina, klub asal Ambon yang dimiliki pengusaha asal Sumatra Utara, Sihar Sitorus. Berikutnya di final Divisi I tahun 2013, Persinga juga kandas di tangan PS Kwarta Deli Serdang. Persinga kalah 0-1 di laga final yang digelar di Stadion Singaperbangsa Karawang, 17 November 2013.
“Kami meminta maaf karena gagal meraih juara Piala Kemerdekaan. Seperti yang hadapi beberapa tahun lalu, kami gagal menghilangkan mitos spesialis runner-up. Tapi di pertandingan final para pemain Persinga tampil cukup baik,” kata Mas Antok (sapaan akrab manager persinga). Meski persinga menjadi runner-up dalam kemerdekaan ini Mas Antok tetap bangga atas prestasi yang diraih tim persinga sela turnamen ini berlangsung. Walaupun kita runner-up kita tetap juaranya.” tegasnya.
Kegagalan Persinga bisa dibilang karena faktor dewi fortuna, kendati sepanjang pertandingan PSMS gencar melakukan serangan. Gol penentu kemenangan PSMS terjadi di menit ke-90, melalui sundulan kepala gelandang gaek, Legimin Raharjo.
Secara statistik, seperti dikutip dari situs resmi Piala Kemerdekaan, PSMS memang unggul banyak. Di penguasaan bola, Laskar Ayam Kinantan menguasai 51% dan Persinga 49%. Pemain PSMS juga melancarkan tembakan lebih banyak, yakni 12 kali dan 5 di antaranya mengenai sasaran. Sementara, Persinga hanya 6 kali dan dua di antaranya mengarah ke gawang. “Harus diakui PSMS juga tampil ngotot. Meskipun kecolongan gol lebih dulu, mereka bisa bangkit dan membalikkan keadaan,” lanjut dia.
Setelah Piala Kemerdekaan selesai, Persinga berharap ada kejelasan soal kompetisi supaya mereka bisa melakukan persiapan sesegera mungkin. Bila ada turnamen lagi untuk tim Divisi Utama, Persinga tidak segan-segan untuk turun gunung.“Untuk sementara tim diliburkan, agar pemain beristirahat dan menikmati hasil kerja keras mereka di turnamen ini,” tegas Mas Antok.