Alun-alun Ngawi diakui saat ini menjadi satu-satunya aset yang menjadi andalan Pemerintah Daerah untuk menarik masyarakat untuk dikembangkan, selain rest area monumen suryo, benteng pemdem, musium trinil. Pengembangan yang didasari obsevasi dan survey dengan mempertimbangkan animo masyarakat yang cukup tinggi dan tetap setiap malamnya di alun-alun Ngawi. Pengembangan Alun-alun yang merupakan alun alun terluas di Pulau Jawa diprioritaskan pada upaya menambah nilai jual, sehingga alun-alun bukan hanya sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) saja tetapi sebagai fungsi Objek Daya Tarik Wisata (ODTW). Menurut Bupati Ngawi Budi sulistyono, pengembangan ikon-ikon kota Ngawi adalah langkah yang harus dipikirkan secara matang dan terkonsep dengan baik. Penataan yang lebih konkret, sistemisasi pemeliharaannya dan juga keamanannnya harus benar-benar dilaksanakan dengan cermat sehingga apa yang sudah ada bisa berjalan dalam waktu yang lama. Penataan alun-alun dengan desain yang menarik bisa menjadi aset sekaligus pendapatan, selain itu juga menjadi ikon yang memperkenalkan Ngawi dengan cara yang menarik. Bupati sangat mengharapkan instansi yang terkait dengan alun-alun benar-benar mengkaji semua kebutuhan untuk pengembangan alun-alun karena pada akhirnya semua fasilitas yang ada di alun-alun diperuntukkan untuk masyarakat tanpa harus mengeluarkan biaya sama sekali.
Fokus Infrastruktur
Perbaikan sarana infrastruktur menjadi prioritas di alun alun seluas 68,310 m 2 tersebut, wahana-wahana yang kurang rekreatif akan kita ganti dengan permainan yang lebih rekreatif dan atraktif. Saat ini wahana-wahana yang ada seperti prosotan, ayunan adalah wahana-wahana permainan yang berkesan kuno akan diperbaharui dengan permainan-permainan yang bersifat menantang seperti flying fox, wahana air, dan lain-lain.
Proses pembangunan tentunya akan menggunakan skala prioritas, dengan memadukan yang sudah ada. Beberapa yang akan diprioritaskan antara lain adalah Gapura pintu masuk alun-alun. Gapura menjadi sangat penting karena, mengingat kondisi jalan masuk yang sempit saat ini membingungkan orang awam mencari jalan masuk kawasan Alun – alun, ditambah dengan pelebaran jalan Merdeka akan terlihat sumbu simetris menuju pusat Pemerintahan Kabupaten Ngawi. Konsep tatanan jawa ada catur gatra Pusat Pemerintahan, Lembaga Pemasyarakatan, Masjid dan Alun – alun sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Akan tetapi seperti yang terlihat di Jawa memang harus ada akses atau sumbu menuju pusat pemerintahan. jadi pada intinya mengembalikan alun-alun sebagaimana fitrahnya dulu. Sedangkan konsep dari gerbang itu sendiri, mengadopsi dari elemen – elemen dasar yang menjadi ikon Ngawi seperti Benteng Pendem dikolaborasikan dengan manusia purba pithecanthropus erectus.
1. Panggung Terbuka (Open Theatre)
Merupakan sebuah panggung terbuka yang bisa di gunakan untuk berbagai macam kegiatan , pentas seni atau kegiatan formal dan non formal dengan kapasitas 200 orang. Konsepnya adalah membuat alun-alun sebagai pusat kegiatan masyarakat yang ada di kota Ngawi.
2. Wahana permainan anak
Wahana anak anak direncanakan se-kreatif dan se-adventure mungkin. Contoh lintas dua bangunan, flying fox serta elemen air yang menjadi trend masa kini untuk mengganti permainan seperti prosotan dan ayunan.
3. Taman Bacaan
Konsep taman bacaan nantinya disediakan media-media pembelajaran proses evolusi manusia purba untuk menjadi manusia sekarang. Pengembangannya dilakukan secara perlahan, kontinyu, semenarik mungkin dan tak meninggalkan kaidah keilmuan, dimana nanti diharapkan taman bacaan ini bisa menarik pengunjung dari berbagai lapisan masyarakat sekaligus memancing para pengunjung untuk berfoto.
Perkembangan media informasi teknologi juga menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan potensi daerah. Sinkronisasi potensi daerah dengan teknologi informasi terlihat dari trend saat ini. Facebook, twitter, whatsapps, foursquare, pinterest dsb. sangat berperan untuk menjadikan potensi satu daerah menjadi trending topic yang akhirnya memancing rasa penasaran penggunanya.
Untuk itu pengembangan potensi daerah seperti taman bacaan ini konsepnya juga akan dibuat se-eye catching mungkin. Kalau wahana menarik, pengunjung tertarik untuk mengabadikannya dengan berfoto, mem-videokan, share di media sosial, dilihat jutaan penonton dan pada akhirnya memancing rasa penasaran. Wahana dibuat agar orang cenderung meninggalkan memori di situ.
Selanjutnya pengembangan juga meliputi sarana prasarana lainnya yang sudah ada sebelumnya. Bundaran yang ada di alun-alun akan diberi semacam payung supaya lebih berfungsi dalam berbagai situasi. Selain itu juga akan membangun toilet anak, karena kalau dikalkulasi, kebutuhan toilet sangat kurang sehingga rentan dengan bau yang tidak sedap. Toilet ini nanti dibuat semenarik dan sebersih mungkin sehingga siapapun yang memanfaatkannya merasa tergerak untuk turut serta menjaganya.
Pujasera juga tidak luput dari pengembangan dengan konsep tidak ada muka belakang dan depan untuk menghilangkan kesan kumuh yang sering terlihat. Dengan konsep semuanya muka depan maka pemilik diharapkan/cenderung menjaga kebersihan lapak miliknya. selain itu juga ditambahkan tempat cuci yang permanen. Konsep selanjutnya adalah tampilan landmark dengan ornamen khas ngawi yang menarik, yang diharapkan bisa memicu orang untuk berfoto, men-share dengan jejaring sosial dan secara tidak langsung bisa menjadi publikasi tentang keberadaan alun-alun ngawi.