Senin, 04 Maret 2013 Pemkab Ngawi mencanangkan Program “Restu Ibu” (Gerakan Tuntas Gizi Buruk) 2013 yang ditandai dengan penandatanganan secara resmi oleh Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono.
Gizi buruk/KEP (Kurang Energi dan Protein) pada anak balita masih menjadi masalah utama gizi dan kesehatan masyarakat serta merupakan faktor yang meningkatkan angka kematian anak di Kab. Ngawi. Untuk itulah Pemkab Ngawi selaku leading sektornya Dinkes Kab. Ngawi sinergi dengan RSUD Dr. Soeroto Ngawi “Melakukan 10 kegiatan tuntas penanganan gizi buruk, yaitu: (1) Perawatan kelompok balita gizi buruk dan sangat buruk di RS. Dr. Soeroto Ngawi, (2) Pemulihan status gizi kelompok balita gizi buruk dan sangat kurus paska perawatan, (3) Revitalisasi posyandu dan surveilence (pengamatan terus menerus) berbasis masyarakat, (4) Pendampingan balita gizi buruk (5) Pelaksanaan pos gizi, (6) Program bantuan keuangan desa untuk pengadaan induk ayam buras petelur pada keluarga dengan balita gizi buruk, (7) Program “Orang Tua Asuh Balita Kurang Gizi”, (8) Program “Peningkatan Ketahanan Pangan”, (9) Sosialisasi dan advokasi, dan (10) Monitoring dan evaluasi hasil kegiatan” ungkap Kadinkes Ngawi Dr. Puji Rusdiarto Adi. Lebih lanjut dikatakan, “Jumlah balita gizi kurang di Kab. Ngawi sebanyak 937, gizi buruk sebanyak 427, jumlah balita gizi buruk dan sangat kurus 68, jumlah balita gizi buruk dan sangat kurus dengan komplikasi 14”.
Bupati Ngawi Budi Sulistyono mengatakan, “Dalam penanganan gizi buruk di Kab. Ngawi menggandeng para Satker, Camat, Kepala Desa , Dokter, Bidan, BUMD dan BUMN sebagai orang tua asuh anak balita gizi buruk. Targetnya, pada tahun 2014 Ngawi harus tuntas penanganan gizi buruk ini. Hal ini untuk mendukung tercapainya kebijakan Millennium Depelopment Goals (MDGs) 2015 karena penanganan gizi buruk merupakan sub 1 dari MDGs”, ujarnya. (majalahkapas.com)