Surabaya – Mantan Wakil Presiden RI Tri Sutrisno menyambut gembira keputusan Pemerintah yang memusatkan Upacara peringatan Hari Pahlawan di kota Surabaya.
Pria asal kota Surabaya tersebut menjelaskan, titik awal yang menjadikan tanggal 10 November sebagai hari Pahlawan tersebut, karena peristiwa perjuangan Arek-arek Suroboyo yang mempertahankan kemerdekaan dari pasukan Belanda di bawah pimpinan Bung Tomo.
“Ya memang seharusnya seperti itu. Kan peristiwanya di kota Surabaya. Seharusnya memang dipusatkan di Surabaya,” ujar Tri saat dikonfirmasi di sela-sela Upacara Peringatan Hari Pahlawan di Monumen Tugu Pahlawan Surabaya, Sabtu (10/11/2012).
Tri menegaskan bahwa peristiwa perjuangan pemuda Surabaya dahulu menjadi momen Nasional, bukan milik warga Surabaya semata. Pasalnya menurut Tri, perjuangan tersebut dilakukan oleh kelompok pemuda yang tidak berasal dari Surabaya saja, melainkan dari beberapa daerah. Di antaranya kelompok pemuda Maluku, kelompok pemuda Madura, kelompok Pemuda Makasar, serta kelompok pemuda dari daerah lainnya.
“Hari Pahlawan ini milik warga Indonesia. Memang peristiwanya di Surabaya, tapi yang berjuang adalah gabungan pemuda dari berbagai daerah,” imbuh Tri.
Saat dikonfirmasi, apakah dirinya sepakat dengan kehadiran Presiden pada upacara peringatan hari Pahlawan yang digelar di kota Surabaya, dengan tegas Tri mengatakan bahwa seharusnya memang Presiden hadir, karena peringatan Hari Pahlawan ini bersifat Nasional dan menjadi momen penting untuk menumbuhkan semangat Nasionalisme kepada generasi muda.
“Setuju sekali. Seharusnya memang seperti itu, karena momen ini sangat penting untuk generasi muda,” pungkasnya. (beritajatim.com)