KOTA – Benteng Van Den Bosh atau lebih dikenal dengan Benteng Pendem ternyata mencuri perhatian para istri mantan jenderal. Kemarin (8/3), mereka rela berjalan kaki meninjau setiap sudut benteng peninggalan pemerintahan Hindia Belanda itu. Bahkan, ada yang hanya bermodal kamera handphone (HP), mereka mendokumentasikan sendiri lokasi-lokasi yang dianggap menarik dan unik.
Istri mantan jenderal yang singgah di Benteng Pendem meliputi Ny Tuti Tri Sutrisno, Ny Roesmanhadi, Ny Kustia, Ny Prasetyo, Ny Suparwoto, Ny Benny, Ny Alamudin, Ny Handoko dan Ny Titik Wresti Wiro. “Kami ingin tahu banyak cagar budaya yang potensial untuk wisata. Salah satunya, Benteng Van Den Bosh,” terang Ny Tuti Tri Sutrisno, istri mantan wakil presiden Tri Sutrisno di sela-sela perbincangan dengan Danyon Armed 12 Ngawi, Letkol Arm Sugeng Riyadi.
Meski baru kali pertama melihat Benteng Pendem, kata dia, dirinya kagum dengan arsitektur bangunan yang mirip gedung-gedung di Belanda. Begitu pula tatanan material benteng yang cukup kokoh dan unik. “Batu yang ditata untuk tangga ke atas, seperti Borobudur. Satu dengan yang lain ada keterikatan,” ungkapnya sambil mengumbar senyum kepada rekan dan anggota TNI yang melakukan pengawalan.
Ny Tuti Tri Sutrisno beserta rombongan juga menyempatkan ziarah ke makam KH Muhammad Nursalim yang berada tepat di tengah bangunan benteng. KH Muhammad Nursalim merupakan tokoh umat Islam yang dibunuh Belanda dengan cara dikubur hidup-hidup. “Kami sempatkan berziarah dan berdoa di sekitar areal makam (KH Muhammad Nursalim, Red),” tegasnya.
Bupati Budi Sulistyono yang ikut menyambut rombongan mantan istri jenderal juga terlihat cakap dalam memamerkan keberadaan benteng yang dibangun pada tahun 1839-1845 itu. Dengan mimik serius, pria yang akrab disapa Kanang ini menunjukan satu persatu sudut bangunan. “Meski sudah ratusan tahun, Benteng Pendem masih tetap kokoh. Ini merupakan cagar budaya historis yang berada di Ngawi,” ulasnya.
Kanang juga memamerkan keberadaan Museum Trinil. Museum yang berada di tepi aliran Bengawan Solo tepatnya di Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar itu merupakan lokasi penyimpanan fosil manusia purba Pithecanthropus Erectus. “Ngawi juga mempunyai lokasi sejarah lainnya, yakni museum Trinil. Banyak fosil yang tersimpan di sana (Trinil, red),” ujarnya.
Rombongan para istri mantan jenderal itu juga menyempatkan diri mengunjungi Monumen Soerjo. Seperti kunjungannya di Benteng Pendem, mereka berkeliling di setiap area yang dianggap memiliki nilai historis. “Tujuan utamanya di Benteng Pendem. Kunjungan para istri mantan jenderal ini cukup mendadak sekali,” tandas Danyon Armed 12 Ngawi, Letkol Arm Sugeng Riyadi. (radarmadiun)
Bimtek Karya Tulis Ilmiah, Tingkatkan Kemampuan Policy Brief
Untuk meningkatkan pemahaman tentang penyusunan risalah kebijakan (policy brief) berbasis bukti, Badan…