Monthly archive

October 2011 - page 4

Ngawi Siap, Masyarakat Antri E-KTP

di %s Berita/Informasi 544 views

Setelah sempat tertunda beberapa kali, akhirnya pelaksanaan E-KTP di beberapa daerah di Jawa Timur mulaiada kejelasan. Dari 12 Kabupaten Kota yang dinyatakan sudah siap melaksanakan e-KTP,7 Kabupaten Kota diantaranya sudah bisa melaksanakan Program dari Pemerintah Pusat tersebut. Informasi yang diperoleh terdapat 5 Kota dan 2 Kabupaten di Jawa Timur yang sudah siap melaksanakan program e-KTP pada bulan September 2011 ini.

Sedangkan untuk keseluruhan 38 Kabupaten Kota yang ada di Jawa Timur ditargetkan pada tahun 2012 sudah menerapkan e-KTP. Seperti yang diberitakan beberapa media, menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi,dan Kependudukan (Disnakertransduk) Jawa Timur, Hary Sugiri, mengungkapkan bahwa untuk sementara ini alat yang dipergunakan pelaksanaan e-KTP di sesuaikan kebutuhan yang ada.

Hary Sugiri juga menambahkan, meski pelaksanaan e-KTP masih menimbulkan polemik di tingkat pusat, namun hal tersebut tidak sampai mengganggu pelaksanaannya di beberapa daearah. Dalam permasalahan ini, Pemprov Jatim hanya sebagai pelaksana, ada kewenangan yang harus dilakukan pemerintah daearah, termasuk melakukan sosialisasi, simulasi, monitoring, evaluasi, dan mengimplementasikan pelaksanaan e-KTP.

Sementara itu, ke 7 Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Timur yang dinyatakan sudah siap untuk melaksanakan program e-KTP pada bulan September ini yakni Kabupaten Ngawi, Kabupaten Sampang, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Mojokerto, serta Kota Pasuruan,

Hasil penelusuran infongawi.com di beberapa kecamatan di Kabupaten Ngawi, kesibukan di kantor kecamatan mulai terlihat. Kecamatan Ngawi sendiri sejak dua minggu terakhir sedikitnya 50 warga antri untuk mendapatkan e-KTP yang gratis ini. Di Kecamatan Paron juga terlihat masyarakat keluar masuk untuk mengurus e-KTP madern ini.

Tak terkecuali di Kecamatan Padas, hari Sabtu (08/10) tetap melayani masyarakat. Menurut Suwito, Operator pembuatan e-KTP dari Dispenduk yang ditugaskan di Kecamatan Padas saat ditemui media ini menuturkan bahwa, untuk Kecamatan Padas dimulai sejak tanggal 28/09 kemarin dan hingga saat ini masih ada kendala.

“Seharusnya waktu yang dibutuhkan untuk 1 e-KTP cukup 4 menit, tapi karena ada alat yang sering error bisa memakan waktu 15 – 20 menit. Eye Scanner atau alat pendeteksi kornea mata sering terjadi error. Ditambah lagi untuk jaringan yang belum on-line, ini hanya sebatas pengumpulan data,” terang Suwito. Untuk Kecamatan Padas hingga berita ini diturunkan, Sabtu (08/10), sudah mengumpulkan 1115 data pencari e-KTP.

Dispenduk Kabupaten Ngawi, melalui Suharsoyo membenarkan kendala tersebut. “Per kecamatan yang seharusnya mendapat alat 5 paket, saat ini baru dikirim 2 paket. Untuk jaringan on-line nya itu wewenang pusat, dan sampai sekarang juga belum ‘on’,” terangnya saat dihubungi via telpon. (infongawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Mandi Lumpur Ramai-Ramai

di %s Berita/Informasi 693 views

NGAWI-Ritual tahunan bersih desa kembali digelar warga Tawun,Kecamatan Kasreman.Tradisi yang dipusatkan di sendang desa setempat itu berlangsung menarik.Warga mandi lumpur ramai-ramai di areal beji-begitu masyarakat sekitar menyebutnya.
Pasir yang diambil dari dasar beji digosok-gosokkan ke bagian muka,tangan dan kaki.Mitosnya,mandi lumpur yang dibarengi dengan menguras sendang Tawun bisa awet muda dan terhindar dari berbagai penyakit kulit.”Warga sudah memercayainya itu.Jadi setiap ada kegiatan keduk beji banyak yang mandi di sendang,”terang Sudir, salah seorang warga.
Sudah tidak bisa dihitung jari,Sudir mengikuti tradisi itu.Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar(SD), pria yang kini sudah berusia 54 tahun tak pernah absen mengikuti ritual mandi lumpur dan bersih-bersih areal sendang.Entah kebetulan atau tidak,selama puluhan tahun Sudir belum pernah mengidap penyakit kulit yang kronis.”Dikembalikan lagi pada orangnya sekarang ini. Percaya atau tidak,kami merasakan keajaiban itu,” ungkapnya.
Mandi lumpur merupakan ritual yang sudah turun temurun.Tradisi adat itu dilakukan pada Selasa kliwon. Untuk bulan tergantung kesepakatan tokoh masyarakat dan perangkat desa.Biasanya,menyesuaikan dengan usai masa panen raya petani.”Sesaji yang dibawa warga kebanyakan juga hasil bumi,”terang Supomo,juru kunci sendang Tawun.
Selain hasil bumi,sesaji yang disiapkan pada keduk beji adalah jajan pasar,nasi,dan bunga beraneka macam. Selain itu,kambing guling yang disantap warga secara beramai-ramai usai tirual.”Ini bentuk rasa sukur warga.Sesaji itu harus dipenuhi,”ucapnya.
Prosesi keduk beji diawali dengan mandi lumpur dan menguras sendang.Setelah itu,giliran juru kunci atau silem yang mengambil peran.Sebelum menyelam ke dasar sendang,tubuhnya dilumuri bedak dan diberi penanda janur di lengan dan kepala.Setelah membakar dupa dan membaca mantra tertentu,dilakukan mbukak sumber.
Yakni,juru kunci diiringi warga menyelam selama beberapa menit ke dasar sendang Tawun.”Puncaknya ya menyelam itu.Tidak sembarang orang bisa melakukannya,”urainya.(radarmadiun.co.cc)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Wisata Spiritual Srigati Berbenah Diri

di %s Berita/Informasi 720 views

Baik sarana dan prasarana mulai di pacu pembangunannya, termasuk jalan akses serta gapura menuju Palenggahan Agung SRIGATI Ngawi. Meski masih dalam tahap awal pengerjaan, Alas ketonggo seluas 4,846m2 ini boleh dibilang mulai memanjakan para wisatwan yang kebanyakan berasal dari luar kota bahkan hingga luar negeri seperti Singapura dan Malaysia.

Seperti hari ini (02/10), rombongan turis dari negeri dengan maskot patung singa ini, mendatangi Palenggahan Agung Srigati guna melakukan wisata ritual yang dipimpin langsung oleh Ki Juru Kunci, Marji. lokasi Wisata Ritual alas Ketonggo atau alas Srigati ini sekitar 12 Km dari arah Kota Ngawi tepatnya masuk Dusun Brendil, Desa Babadan Kec. Paron. “Kalau jalan menuju kelokasi serta yang lainnya nanti nampak bagus, maka saya akan berkunjung ke Srigati ini setiap tahun.” Ujar warga Singapura tersebut yang diterjemahkan oleh Pramuwisata (Guide).

Seperti yang diungkap oleh Juru Kunci, Marji bahwa dengan adanya pembangunan serta pembenahan ini, nanti akan mampu menarik perhatian Wisatawan lokal maupun domestik sehingga lebih banyak lagi yang datang. “ Pada hari-hari tertentu, seperti Jumat Pon dan Jumat Legi, apalagi di bulan Sura, masyarakat Jawa berdatangan guna ritual apalagi di bulan Sura.” Jelas Marji dengan nada suara khasnya.

Dapat diceritakan, ketenaran Alas Ketonggo memang sudah melegenda. Konon berbagai peristiwa mistis serta putaran sejarah tanah Jawa banyak berawal dari sini. Palengggahan Agung Srigati juga banyak menyembunyikan berbagai misteri. Diyakini bahwa tempat ini dulunya tempat peristirahatan Prabu Brawijaya V setelah lari dari kerajaan Majapahit lantaran diserbu oleh pasukan Demak dibawah pimpinan R.Patah dan Wali-Sanga (Sembilan Wali penyebar agama Islam di tanah Jawa). Disilnilah Sang Prabu kemudian melepas semua atribut Kebesaran Kerajaan, yang berupa Jubah , Mahkota serta semua benda-benda Pusaka yang kemudian raib.(www.sinarngawi.com)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Sahabat Sehat Sejahtera Hadir di Padas

di %s Berita/Informasi 675 views

Sehat adalah barang yang mahal harganya, segala daya dan upaya ditempuh untuk mendapatkan kesehatan. Sarana dan prasarana kesehatan pun disediakan oleh pemerintah maupun pihak swasta, dan menjadi salah satu bisnis yang menguntungkan. Namun tidak sedikit kalangan swasta mendirikan pusat kesehatan atau klinik sebagai wujud tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. Hal ini mungkin juga yang dilakukan Yayasan Dhiyanul Mubarokah yang berkantor pusat di Jakarta akan membangun klinik Sahabat Sehat Sejahtera di Desa Kedung Prahu Kecamatan Padas Ngawi.

Pembangunan klinik Sahabat Sehat Sejahtera yang terletak di jalan raya Ngawi-Caruban desa Kedung Prahu Kec. Padas, kemarin 29/09/2011, dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono dengan disampingi Ketua DPRD, Kepala Bappeda dan Ketua Yayasan Dhiyanul Mubarokah Ir. Sujilan. Sedangkan Ketua DPRD Ngawi melakukan penanaman pohon, sebagai upaya mendukung Ngawi Hijau.

Klinik yang diperuntukkan mewujudkan masyarakat yang sehat akan dibangun dilahan seluas 2600 meter persegi. “Masyarakat dapat memanfaatkan klinik ini dan pihak manajemen diharapkan memberikan pelayanan terbaik kepada pasien dan menomorduakan masalah pembiayaan pasien, yang penting pasien sehat”, tegas Ir. Sujilan.

Disamping wujud sarana kesehatan, pembangunan klinik juga akan memberikan dampak sosial lain pada masyarakat. “Dengan adanya klinik diharapkan juga akan menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar dan membuka lapangan kerja baru”, ungkap Ir. Sujilan Ketua Yayasan Dhiyanul Mubarokah.

Sementara itu Bupati Ngawi dalam sambutannya menegaskan bahwa masyarakat Ngawi hampir separuhnya sudah mendapat jaminan kesehatan, belum lagi PNS maupun anggota TNI/Polri yang tergabung dalam asuransi kesehatan. Oleh karena itu setidaknya Ngawi sudah berusaha semaksimal mungkin menyehatkan masyakatnya.”Walaupun klinik ini tersedia tapi jangan senang masuk klinik dan untuk ibu-ibu sebaiknya dirawat di klinik dua kali saja seumur hidup hanya untuk melahirkan saja”, terang Bupati Ngawi.(humas ngawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top