Diduga Human Traffiking Tewas
Diduga seorang human traffiking asal Desa Gentong, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa timur, menjadi seorang pekerja di Malaysia di PT Marlindo Multi Recource menjadi buruh bangunan di perusahaan tersbeut, di temukan tewas terjatuh di lantai setinggi 6 meter saat bekerja memperbaiki pipa air di bangunan tersbeut.
Korban bernama Sarminto,33, bekerja di perusahaan tersebut sudah 3 tahun lamanya dan korban kembali lagi dan masih menginjak 6 bulan dalam bekerja di perusahaan tersbeut, Korban meninggal pada hari sabtu 9/01/11 waktu bekerja memperbaiki pipa air.
Menurut salah satu keluarga Sri, 37, saat ditemui wartawan di tkp mengatakan,”Pihaknya sempat kaget mendengar kabar bahwa Pamanya tewas terjatuh saat bekerja dan belum ada kabar dari pihak perusahaan yang , itu hanya dari seorang teman yang bekerja dengan pamannya,” Ungkapnya.(19/01/11).
Di tambahkan pula,” Pihaknya hanya berharap agar hak-hak korban selama kerja di perusahaan itu bisa diberikan kepada keluarga,” Tambah Sri.
Sementara itu,kedatangan jenasah korban di rumah duka, di sambut isak tangis histeris dari kerabat dekat maupun keluarga hingga beberapa keluarga tak kuasa melihat kepergian korban yang begitu singkat di mata keluarga hingga pingsan waktu jenasah korban akan di semayamkan di pemakaman.
Salah satu teman kerja korban, Sriyati,35,”Pihaknya tidak tahu menahu korban meninggal saat itu, namun dirinya mendapat kabar dari perusahaan bahwa korban meninggal karena terjatuh saat bekerja,”Tegasnya.(pan)
Longsor, Puluhan Rumah Rusak Parah
Hujan yang di barengi dengan angin kencang yang seharian melanda Kabupaten Ngawi, menyebabkan puluhan rumah dan dua rumah rusak berat akibat reruntuhan batu dan tanah serta banyaknya pohon tumbang, menyebabkan aktivitas warga terganggu.
Seperti yang terjadi di Dusun Ngledok, Desa Hargomulyo, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, sebanyak puluhan rumah warga rusak ringan dan dua rumah rusak berat milik sunarko dan supriyono.
Kejadian tersbeut terjadi pada malam hari, dimana semua warga sedang asik berada di dalam rumah, karena cuaca waktu itu sedang hujang deras dan di barengi angin kencang, dan tiba-tiba terdengar suara gemuruh menyapu rumah mereka.
Menurut Sunarko saat ditemui di TKP mengatakan,” Bahwa Dirinya mendengar ada suara gemuruh di belakang rumahnya dan waktu itu anaknya sedang menanak nasi, dan tiba-tiba anaknya minta tolong, akhirnya dirinya melakukan pertolongan, untung tidak terjadi korban namun hanya sekedar lecet2 akibat terbentur batu,” ungkapnya.(17/01/11).
Sementara dengan kejadian bencana longsor, hinmgga saat ini belum teridentifikasi keseluruhan kerusakan rumah warga dan kerugian meteriilnya, namun warga hanya berharap agar pemerintah setempat segera memberikan bantuan.(Pan)
Polisi Lamban, Warga Luruk PTPN Tretes
Ratusan warga desa Jagir, Kecamatan Sine, kabupaten Ngawi, meluruk kantor PTPN karet VII cabang Ngawi, terkait dengan adanya dugaan pembunuhan yang dilakukan karyawan kantor tersebut terhadap korban Waluyo,37, warga Desa Jagir, Kecamatan Sine, tiga minggu yang lalu, karena kasus pencurian kayu rencek,korban harus dianiaya hingga tewas, itu terlihat dari hasil visum pihak rumah sakit dr soeroto Ngawi.
Kedatangan ratusan warga tersbeut dipicu lantaran, polisi hingga saat ini dinilai lamban dalam menangani kasus pembunuhan yang terjadi terhadap Waluyo, padahal sudah jelas-jelas Waluyo meninggal di lokasi kebun karet milik PTPN Tretes VII dengan kondisi yang mengenaskan, hingga ratusan warga meminta pertanggungan jawab pihak PTPN untuk secepatnya menunjukkan pelaku pembunuhan tersbeut.
Hingga ratusan warga tersbeut merasa kecewa dan membakar ban di halaman kantor tersbeut karena hingga sampai saat ini belum ada titik temu dan pengungkapan kasus pembunuhan.
Salah Satu Warga Hanafi,35, saat ditemui di lokasi oleh wartawan mengatakan,”Pihaknya merasa kesal dan kecewa dengan penegakan hukum yang dilakukan polisi, saat ini belum ada pelaku yang ditetapkan menjadi tersangka, sepertinya kasus tersbeut merasa ditutup-tutupi, jangan mentang-mentang perusahaan milik negara,” Ungkapnya. (14/01/11).
Ditambahkan ,”Pihaknya akan meneruskan kasus ini ke komnas HAM dan Kompolnas serta akan dan membawa massa yang lebih banyak, apabila polisi tidak secepatnya menagkap pelaku,” Tambah Hanafi.
Selain itu, dari hasil pertemuan antara warga dan pihak PTPN tretes tidak menemukan titik temu, warga merasa kecewa dan pulang, namun mereka tidak langsung pulang melainkan mendatangi rumah dua orang mandor yang diduga terlibat sebagai pelaku pembunuhan, warga meluapkan emosinya dengan merusak pot dan merusak sangkar burung, dikarenakan kedua mandor tersbeut tidak ada di rumah.(Pan).