Sosialisasi Dana Bagi Hasil Cukai 2011
Lagi – lagi Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi untuk menapik santernya tuduhan miring dari masyarakat, para pelaku usaha rokok dan para petani tembakau tentang pembagian dan pemanfaatan cukai hasil tembakau selama ini yang kurang transparan dan tidak tepat sasaran, serta terkesan dihambur-hamburkan, melalui Dinas Perdagangan Pengelolaan Pasar, Kabupaten Ngawi menjawab dengan mensosialisasikannya, Selasa (06/12), di Notosuman Convantion & Restaurant Jl. Raya Ngawi – Solo KM 3 Ngawi.
Sosialisasi yang melibatkan para pengusaha dan penjual rokok (warung, sales) ini, juga mendatangkan pihak Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Madiun yang diwakili Abdullah, SE. Sementara pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi diwakili Kepala Bagian Perekonomian, Sugiyanto,S.Sos, dan pihak Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar selaku penyelenggara diwakili Prila Yuda Putra, SH, M.Si, Kabid Perdagangan.
Hasil pajak dari tembakau sendiri tak bisa dipungkiri dalam perekonomian tingkat nasional dapat dilihat dari beberapa aspek seperti perannya dalam penerimaan pendapatan negara, sumber lapangan kerja yang berimplikasi langsung akan pendapatan masyarakat. Melihat kebiasaan serta kebutuhan masyarakat sebagai perokok yang cukup tinggi hal ini merupakan pangsa pasar bagi industri rokok. Walaupun disisi lain, ketagihan untuk merokok membuat banyak permasalahan pada kesehatan bahkan keuangan (pemborosan).
Menanggapi sinyalemen yang berkembang saat ini, Kabag Perekonomian, Sugiyanto, S.Sos, selaku nara sumber menjelaskan dengan blak – blakan di hadapan peserta tentang pemanfaatan cukai hasil tembakau ini. Mendasar dari Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 51 Tahun 2010 tentang ‘Pedoman Umum Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau’ yang telah beberapa kali dirubah dan terakhir dengan Peraturan Gubernur Nomor 67 Tahun 2011.
Pemanfaatan hasil cukai tersebut di antaranya untuk pembinaan industri rokok agar mampu meningkatkan kualitas SDM para pelaku usaha (pengusaha) dalam produksinya, memperluas jaringan pasar atau system pemasaran, dan mengurangi atau menghentikan peredaran rokok bodong (polos) alias illegal atau tak bercukai, serta membina pengusaha agar mampu menjadi usahawan yang tangguh.
Sugiyanto juga mejelaskan akan pentingnya kelembagaan atau asosiasi bagi pengusaha rokok. Hal ini dimaksudkan bila suatu kelembagaan mampu berdiri tangguh tentu akan mampu menjadi sandaran bagi anggotanya dalam mengembangkan usaha. Disamping itu akan menjadikan semua pabrik atau perusahaan rokok yang beroperasi di wilayah Ngawi akan memproduksi rokok legal (bercukai).
Mengingat besarnya potensi lahan pertanian tembakau di Kabupaten Ngawi khususnya di Kecamatan Karangjati dan Bringin, serta Kecamatan Sine sebagai penghasil cengkeh. Di Kabupaten Ngawi ada 82 kelompok tani tembakau yang tergabung dan 18 perusahaan rokok termasuk 2 MPS yang berada di Kecamatan Geneng dan Kecamatan Karangjati.
Kabag Perekonomian ini juga memamerkan, bahwa Ngawi adalah satu-satu yang mempunyai Grand Design 2011 – 2015 di Provinsi Jawa Timur. Yang mana Grand Design merupakan rencana penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai dan Tembakau Kabupaten Ngawi 5 tahun kedepan. Dan tahun 2010 sempat diundang sebagai nara sumber pada pertemuan di Kota Malang.
Sementara itu pihak Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Madiun, melalui Abdullah, SE, pada kesempatan itu menekankan tentang pentingnya produksi rokok resmi yang berpita cukai. Mengenai pengawasan operasi atau monitoring cukai illegal dan rokok bodong, Abdullah menegaskan, pihak Bea Cukai akan melakukan peringatan dan sanksi (denda) serta perampasan barang bukti. Bahkan sesuai UU Cukai pasal 63, penjual atau pengedar rokok polos (tak bercukai) bisa dijadikan tersangka.(infongawi)
Lomba Sepeda Halang Rintang dan Terapi Jogging Track Dalam Rangka Hari KORPRI Ke-40
Dalam rangka hari Korpri yang ke-40 Pemerintah Kabupaten Ngawi mengadakan Lomba Sepeda Halang Rintang dan Terapi Jogging Track pada hari Jumat tanggal 2 Desember 2011 di Alun-alun Merdeka Ngawi depan kantor Pemerintah Kabupaten Ngawi.
Bupati Ngawi Ir. H. Budi Sulistyono secara resmi membuka langsung Lomba Sepeda Halang Rintang dan Terapi Jogging Track sekaligus ikut serta dalam lomba tersebut. Serta ikut memeriahkan lomba dalam rangka HUT Korpri ke-40.
Ir. H. Budi Sulistyono bersama dengan Muspida Kabupaten Ngawi mencoba langsung sepeda kumbang untuk melewati halang rintang yang telah disediakan panitia, Nampak peserta lomba kesulitan dalam melewati rintangan demi rintangan yang berkelok-kelok untuk mengasah kecekatan, ketepatan dan keterampilan peserta lomba sepeda halang rintang.
Para peserta lomba terapi jogging track harus melewati jalur batu terapi sepanjang 200 meter. Bebatuan terapi yang menghasilkan pijatan khas saat diinjak telapak kaki itu membuat peserta kesulitan melewati jalur batu terapi tersebut dan berjalan hanya menggunakan kaos kaki sebagai alas kakinya.
Semua Pegawai Pemerintah Kabupaten Ngawi dan Antusias para warga masyarakat berbondong-bondong datang untuk memeriahkan serta memberikan semangat pada para peserta lomba dan melihat langsung kemeriahan lomba dalam rangka hari Korpri yang ke-40.(humas ngawi)
Naga Doreng Masuk Benteng Pendem di HUT ARMED
Suasana yang terik, Minggu (04/12) tak menyurutkan minat warga sekitar ‘Benteng Pendem’ tepatnya Desa Pelem, Kecamatan Ngawi, karena hari itu memang ada yang beda. Sejak pagi warga menanti perayaan ‘HUT YON ARMED’ ke-66 tahun 2011. Sekitar pukul 10.30 WIB terbayarlah penantian warga karena terdengar Genderang suara iringan Barongsai dan langsung dilanjutkan dengan upacara pembukaan HUT ARMED ke-66.
Kegiatan tersebut diawali dengan acara seremoni di YON ARMED 12 Ngawi yang dipimpin langsung oleh Danyon Armed 12, Letkol Soegeng R, dengan dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar,ST. Selanjutnya Barongsai dan Naga terbangnya dibawa ke Alon-Alon Merdeka Ngawi untuk diarak sampai ke Benteng Pendem.
Bukan rahasia umum bahwa selama ini kawasan Benteng Pendem adalah kawasan tertutup. Dengan adanya perayaan ‘HUT YON ARMED’ yang dipusatkan di Benteng Pendem, menandakan bahwa mulai saat itu juga Benteng Pedhem telah terbuka untuk umum dan menjadi salah satu ikon ‘Wisata Sejarah’ untuk Ngawi.
Ada alasan yang membuat Benteng Pendem tetutup selama ini adalah tersimpannya amunisi di dalam Benteng dan juga alasan wingit (angker). Selama ini memang sama sekali tidak tersentuh oleh masyarakat, sehingga boleh jadi itu sebabnya kawasan benteng justru menjadi angker. Dan kini amunisi tersebut telah dipindahkan ke asrama Yon Armed 12 Ngawi sehingga Benteng Pendhem kini bisa dikunjungi siapa saja dengan harapan juga ke-wingit-an yang ada bisa sedikit luntur dengan ramainya pengunjung.
Dalam perayaan HUT YON ARMED ke-66 tahun 2011 ini memiliki pesan yang disampaikan oleh Letkol Soegeng R. “Ingin menghidupkan Ngawi dan mencari suasana yang beda dengan menampilkan barongsai”, terang komandan ARMED. Selain itu juga ada pesan untuk anggota agar menjadi prajurit harus memiliki ketrampilan selain ketrampilan berperang.
Kemeriahan itu didukung oleh 70 anggota yang mengisi acara, diantaranya dari perkumpulan Barongsai Elang Terbang Semarang, Naga Doreng dari Artileri Pertahanan Udara (ARHANUD) Semarang. Naga Doreng Yon ARMED 12 Ngawi sendiri menampilkan performen luar biasa walaupun hanya latihan sehari sebelumnya. HUT YON ARMED ke-66 kali ini mengusung tema “Dengan Dilandasi Semangat Patrotisme dan Militansi Yang Tinggi, Prajurit Admed Siap Memingkatkan Profesionalisme dan Soliditas Korps Guna Menuju Kesiapan Operasional Satuan”. (infongawi)