Gubernur : Situasi Jatim Selama Puasa – Lebaran Harus Kondusif

di %s Berita/Informasi 1,014 views

GUBERNUR SITUASI JATIM SELAMA PUASA LEBARAN HARUS KONDUSIFMemasuki Bulan Puasa hingga sampai Lebaran diharapkan Jatim terus dalam kondisi aman, nyaman dan kondusif. Dengan begitu masyarakat bisa menjalankan ibadah Puasa dengan tenang, lancar dan tidak ada halangan apapun.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jatim Soekarwo pada saat Buka Puasa dan dilanjutkan dengan Sholat Magrib bersama DPRD, Forpimda, Pimpinan Komisi, Parpol, Ulama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Kepala SKPD dan Anak Yatim di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (14/7).
Kondisi Jatim yang baik tersebut tidak lepas dari kerjasama yang baik antara aparat pemerintah, para ulama, tokoh masyarakat saling bahu membahu membangun dan memelihara  suasana Jatim yang kondusif.
Dampak situasi yang aman tersebut membuat harga bahan pokok menjelang puasa tidak melonjak begitu pula derah luar Jatim. Kondisi ini dibuktikan inflasi Jatim pada Juni 2013 hanya 0,68 persen atau terendah dibandingkan dengan Provinsi lain di Jawa dan Bali. Seperti dicontohkan pada Juni 2013 inflasi di Banten dan Jawa Barat 1,50 persen, DKI Jakarta 0,98 persen, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta 0,86 persen.
Melihat kondisi yang tetap baik membuat masyarakatnya tidak terganggu dan tetap percaya bahwa Jatim pascakenaikan BBM dilanjutkan dengan memasuki Bulan Puasa stok bahan pokok aman. Hal ini tidak terlepas dari kerja keras Pemprov Jatim untuk tetap menjaga ketersediaan pangan bahan pokok pada saat Bulan Puasa hingga Lebaran.
Kerja keras tersebut adalah sebelum kenaikan harga BBM Pemprov Jatim mengadakan Operasi Pasar (OP) bantuan ongkos angkut beras, gula pasir, minyak goreng dan tepung. OP tersebut akan berlangsung sampai Puasa Hingga H+10 asca lebaran. Operasi Pasar dilanjutkan dengan menggunakan mobile berkeliling hingga kecamatan dan desa-desa di berbagai daerah di Jatim dan komoditi OP rencananya ditambah telur ayam, cabe rawit dan bawang merah.  Hal ini dilakukan agar bahan pokok tetap tersedia dan tetap aman hingga pasca Lebara, “Kondisi yang demikian membuat masyarakat tidak terganggu oleh isu bahwa barang-barang kurang pada Puasa Hingga Lebaran, ini sungguh luar biasa “ Ujarnya.
Menurut Gubernur, pada awal Puasa juga ada beberapa bahan pokok yang naik cukup tinggi seperti cabe rawit dan daging sapi. Kenaikan cabe rawit yang cukup tinggi bukan karena imbas kenaikan BBM atau terpengaruh oleh Bulan Puasa tetapi karena iklim cuaca yang sebenarnya saat ini memasuki musim kemarau tetapi masih hujan. Sehingga membuat tanaman cabe jadi rusak dan busuk. Sementara harga daging sapi ada kenaikan tetapi hanya sedikit.    Selain aman nyaman dan kondusif Jatim saat ini masyarakatnya tertip. Kondisi ini bisa dilihat dijalan-jalan raya meskipun antrian kendaraan berjajar panjang tetapi tidak ada bunyi klakson yang berbunyi. Semua tertib menunggu giliran berjalan.” Ini menandakan bentuk masyarakat Jatim kesadaran cukup tinggi,” katanya.
Sebelum berbuka Puasa para peserta yang hadir terlebih dahulu mendengarkan ceramah Agama yang disampaikan oleh KH Ali Mustawa dari Krian Sidoarjo. Dalam ceramahnya Ali Mustawa mengajak semua umat Islam selalu mencintai ALLOH diatas segala-galanya. Tanda-tanda cinta kepada ALLOH diantaranya selalu ber Zikir kepada ALLOH kapanpun dan dimanapun berada.
Pada acara tersebut juga diberikan bingkisan dan bantuan kepada 200 anak yatim piatu dari Surabaya dan sekitarnya. Bantuan tersebut berupa beras, gula pasir, mie instan, kecap dan bantuan uang saku. (kominfo.jatimprov.go.id)

Sebar dan Bagikan :

Shares

89 Imigran Gelap Diamakan di Ngawi

di %s Berita/Informasi 1,235 views

89 Imigran Gelap Diamakan di Ngawi Dikirim ke MadiunSebanyak 89 imigran gelap asal Timur Tengah (Timteng) diamankan di Polres Ngawi. Para imigran gelap itu, merupakan hasil penangkapan tim gabungan Mabes Polri yang menangkap puluhan imigran itu saat berhenti di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah, Sabtu (13/7/2013).

Namun karena lokasinya berada di Desa/Kecamatan Mantingan, akhirnya tim gabungan Mabes Polri berkoordinasi dengan Polda Jatim dan diteruskan ke Satuan Intelkam Polres Ngawi.

Kapolres Ngawi, AKBP Eddy Djunaedi mengatakan dari sebanyak 2 bus besar yang mengangkut para imigran itu berdasarkan pendataan awal terdapat 89 imigran gelap, 2 sopir dan 2 kru bus. Berdasarkan pendataan itu terdapat rincian sebanyak 50 orang lelaki, 21 orang perempuan, dan 18 orang anak-anak.

“Tugas kami hanya mengamankan dan mendata. Untuk selanjutnya bakal kami serahkan ke Kantor Imigrasi kelas II Madiun di Caruban, Kabupaten Madiun,” terangnya kepada Surya, Sabtu (13/7/2013).

Lebih jauh, Kapolres menjelaskan jika puluhan imigran gelap itu, bukan hanya berasal dari satu negara, akan tetapi dari berbagai negara di kawasan timur tengah yang membutuhkan suaka. Diantaranya mereka berasal dari Iran, Irak, dan Turki.
“Rencana mereka saat kami interogasi akan ke kepualauan kecil di Australia lewat dua jalur pantai yakni Trenggalek dan Malang,” imbuhnya.

Sedangkan para imigran ini, kata Kapolres berangkat dari dari Bogor, Jawa Barat. Rencananya, akan berhenti di wilayah Kabupaten Nganjuk.

“Sesampainya di Nganjuk, para imigran ini akan diangkut mengguakan truk. Kelompok mereka akan dibagi menjadi 2 bagian, yakni yang pertama menuju perairan pantai Prigi, Trenggalek dan sisanya kan dikirim ke pantai Balai Kambang, Malang untuk selanjutnya naik kapal sewaan dengan tujuan akhir ke kepulauan kecil di perairan Australia,” ungkapnya.

Sementara, Usai dilakukan pendataan, sebanyak 89 imigran gelap ini langsung diangkut menggunakan 2 bus dengan pengawalan super ketat oleh petugas munuju kantor Imigrasi Kelas II Madiun di Caruban, Kabupaten Madiun. Pasalnya, seringkali imigran gelap ini, melarikan diri dan emosi saat melihat dan menatap kamera foto maupun handycam.

“Semua dikirim ke kantor Imigrasi Madiun. Untuk 1 orang imigran perempuan yang sakit terpaksa harus dibawa ke RSUD dr Soeroto, Kabupaten Ngawi untuk mendapat perawatan karena menderita sakit,” pungkasnya.

Sementara, setibanya di Kantor Imigrasi Madiun, para imigran yang menjalankan ibadah puasa itu langsung melaksanakan berbuka bersama dengan menu makanan seadanyadan minuman seadanya. (tribunnews.com)

 

Sebar dan Bagikan :

Shares

H-10 Pantura Siap Sambut Pemudik

di %s Berita/Informasi 952 views

H-10 PANTURA SIAP SAMBUT PEMUDIKMemasuki Bulan Ramadhan, Kementerian Pekerjaan Umum mulai memastikan tentang kondisi kesiapan jalur mudik lebaran 2013. Salah satunya, jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa yang pada H-10 nanti dinyatakan siap menyambut pemudik. Saat ini, Kementerian PU tengah menyiapkan konstruksi lebih permanen untuk jalan nasional di jalur Pantura Jawa yang memiliki panjang sekitar 1.100 kilometer sesuai dengan amanat pembangunan berkelanjutan.
“Kami berharap usia jalan bisa lebih panjang lagi meskipun untuk investasi awal membutuhkan biaya lebih besar,” kata Direktur Jenderal Bina Marga, Djoko Murjanto, Kamis (11/7) dalam siaran pressnnya.
Dikatakannya, saat ini lalu lintas harian di jalur Pantura mencapai 45 ribu kendaraan perhari nya untuk 4 lajur. Padahal normal mak­simalnya adalah 25 ribu ken­daraan per hari. Untuk jalan Pantura Jawa telah ditetapkan kebijakan untuk meningkatkan kekuatannya menjadi MST (muatan sumbu terberat) 10 ton, dari kondisi sebelumnya MST 8 ton sehingga usia jalan ditargetkan bisa 20 tahun dibanding kondisi saat ini rata-rata 10 tahun.
Selama 2 minggu sebelum lebaran ia memastikan Pantura cukup keamanan untuk dilalui kendaraan, karena saat ini  jalur Pantura hanya tinggal menunggu keringnya cor-cor an saja. Mengahadapi lebaran, pihaknya menghimbau kepada pemerintah daerah untuk ikut menyiapkan jalur-jalur alternatif yang akan dilalui oleh pemudik. Jalur alternatif memang bukan jalur utama, tetapi jika terjadi kemacetan, pemudik biasanya mengambil jalur alternative  tersebut.
Djoko menghimbau kepada seluruh pengguna jalan, mohon mengerti bahwa aturan tentang beban jalan bukan hanya akan merusak jalan, akan tetapi keselamatan bagi para pengendara, keuntungan dari beban berlebih tidak akan sebanding dengan keselamatan para pengguna jalannya.
Menurutnya, faktor beban lalu lintas yang paling mempengaruhi adalah beban lalu lintas yang berlebih (overloading) yang kerap ditemui di lintas utama Pantura. Berdasarkan ketentuan, kedua lintas tersebut masuk ke jalan kelas I dimana muatan sumbu terberat adalah 10 ton. Muatan sumbu terberat (MST) adalah muatan maksimum yang diijinkan untuk satu sumbu kendaraan, jika MST ini dilanggar maka akan menyebabkan kerusakan jalan yang lebih besar daripada daya rusak satu sumbu standar.
Sesuai data survei jalan tahun 2012, untuk Jalan Nasional dengan panjang 38.569,82 Km, sebesar 5,64% atau 2.174,34 Km dalam kondisi rusak ringan dan 3,54 % atau 1.364,63 dalam kondisi rusak berat.
Menurutnya, peran serta dari masyarakat untuk tetap menjaga hirarki fungsi jalan sehingga jalan dapat berfungsi sebagaimana ditentukan. Hal yang mengganggu fungsi jalan ini misalnya gangguan samping, seperti adanya pedagang di sisi jalan, penyeberang yang tidak pada tempatnya, akses terhadap sisi jalan yang sangat bebas.
Masyarakat dapat membantu dengan tidak berjualan atau membuat akses sendiri di sisi jalan, dan menjaga struktur perkerasan jalan agar tetap sesuai dengan yang direncanakan, misalnya dengan tidak membuang air ke badan jalan, atau tidak membuang sampah ke saluran samping jalan, dan tidak menggunakan kendaraan dengan beban berlebih (overloading). (kominfo.jatimprov.go.id)

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top