
Bupati Ngawi Sosialisasikan Program GEMI (Gerakan Menabung Ngawi)
Ngawi – Pemerintah Kabupaten Ngawi bekerjasama dengan Perbankan Bank Jatim menggelar sosialisasi GEMI (Gerakan Menabung Ngawi) tingkat Pelajar di empat tempat berbeda yang salah satunya di SMPN I Ngawi, Senin (21/11).
Dalam kesempatan tersebut Kepala Bank Jatim Ngawi Ratna menjelaskan, gerakan menabung ngawi ini, merupakan gerakan mengajar dan membiasakan siswa untuk menabung dan menghargai uang yang diberikan orang tuanya. Program ini nantinya akan di jalankan diseluruh tingkatan pendidiklan mulai dari SD hingga SLTA se-Kabupaten Ngawi.
Sementara itu Bupati Ngawi Budi Sulistyono mengatakan, program menabung ini tidak diwajibkan bagi siswa namun ini sebagai penunjang siswa untuk hidup hemat dari sejak usia dini. Kemudian uang yang siswa tabungkan di Bank Jatim melalui mobil keliling dapat di ambil sewaktu-waktu oleh siswa yang bersangkutan.
Kanang menambahkan selain mendidik siswa untuk hidup hemat, siswa juga mampu menata keuangannya sendiri. Karena menurutnya dengan menabung para siswa bisa mempersiapkan rencana masa depannya. Sekecil apapun siswa tersebut menabung, berarti sudah sudah mempunyai perencanaan untuk kedepannya. “Kami menyambut baik apa yang direncanakan dan diprogramkan oleh bank Jatim, karna ini merupakan program yang sangat mendidik bagi tingkat pelajar,”.
Gerakan Menabung Ngawi merupakan tabungan untuk siswa yang diterbitkan oleh bank jatim cabang ngawi dengan persyaratan mudah dan sederhana serta fitur yang menarik. Hal ini dilakukan dalam rangka edukasi dan inklusi keuangan untuk mendorong budaya menabung sejak dini.
Bupati Ngawi Budi Sulistyono Memimpin Upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Ke 52
Bupati Ngawi Budi Sulistyono memimpin upacara peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52 tahun 2016 di halaman Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, Senin(14/11).
Pada Bupati sambutan tertulis Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof.Dr.dr.Nila Djuwita F.Moeloek, Sp.M(K) dalam peringatan HKN ke-52 Republik Indonesia tahun 2016.
Sambutan tertulis Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof.Dr.dr.Nila Djuwita F.Moeloek, Sp.M(K) yang dibacakan Bupati Sragen menyatakan jika pencegahan penyakit sangat tergantung pada perilaku individu. Didukung oleh kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana serta dukungan regulasi untuk hidup sehat. Diperlukan keterlibatan aktif secara terus-menerus seluruh komponen baik pemerintah pusat dan daerah, sector non-pemerintah, dan masyarakat.
Dengan demikian, diperlukan sebuah gerakan untuk mendorong masyarakat berperilaku hidup sehat. Dengan tema peringatan HKN ke-52 tahun 2016 yakni “ Indonesia Cinta Sehat” dengan Sub Tema “Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Kuat’. Yang bermakna secara luas, seiring dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
Sehingga saat ini penting sekali untuk mengedukasi masyarakat agar berperilaku sehat, mengajak mereka membiasakan hidup sehat, dan memberikan tanggung jawab menjaga diri sendiri, keluarga dan lingkungannya untuk hidup sehat.
Dalam kesempatan itu, Bupati Ngawi Meresmikan Voluntary Counselling and Testing (VCT)di Puskesmasa Jogorogo. Keberadaan klinik VCT ini diharapkan memudahkan penanganan dan pengobatan terhadap warga yang terinfeksi HIV/AIDS serta dapat membantu mengurangi infeksi HIV,” kata Budi Sulistyono.
Klinik VCT, lanjut Bupati, harus mampu memberikan layanan penanggulangan HIV/AIDS, bukan saja melayani konseling dan tes HIV secara sukarela, tapi juga memberikan pengobatan dan perlindungan bagi ODHA (orang dengan HIV/AIDS).
Budi Sulistyono juga mengharapkan dengan dibukanya layanan ruang operasi dan klinik VCT tersebut, menjadikan pelayanan di Puskesmas Jogorogo semakin meningkat, karena fasilitas yang dimiliki tidak kalah dengan rumah sakit.
“Saya harapkan pelayanan Puskesmas Jogorogo agar semakin memperhatikan meningkat setelah dibukanya ruang operasi dan klinik VCT, dan Puskesmas lainya harus bersaing dalam melayani penderita HIV/AIDS’’ ungkap Bupati Ngawi.
Bupati Budi Sulistyono Panen Padi Organik di Ds. Kletekan Kec. Jogorogo
Ngawi 14 November 2016 di Dsn. Kletekan, Kec. Jogorogo diselenggarakan acara Kegiatan Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi Tahun 2016. Hadir Pada acara ini Bupati Ngawi Ir. Budi Sulustyono, Wabup Oni Anwar ST., mH., Ketua DPRD Dwi Riati Djatmiko SH., Uspimda Kabupaten Ngawi, Kepala SKPD terkait dan Petani Desa Klatekan Kecamatan Jogorogo.
Budi Sulistyono dalam sambutannya mengatakan bahwa Padi Organik mulai dikembangkan tahun 2010 dimana tidak ada 1 hektar yang murni organik, tapi pada tahun 2013 sudah memperoleh sertifikasi Padi Organik di Desa Guyung, yang kemudian versi Padi Organik ini terus disebarkan sampai di Desa Kletekan. Lahan Padi Organik ini sudah mencapai 20 hektar, sudah 3 kali panen dan sudah sertifikasi, artinya terus ditanam Padi Organik. Alasan penanaman Padi Organik adalah: 1.tanah menjadi lebih sehat, karena tanpa pupuk kimia; 2. kaulitas beras menjadi lebih sehat; 3. harga padi organik 2 kali lipat dari beras biasa, ini akan menguntungkan bagi petani,karena dengan hasil panen yang sama dan biaya produksi lebih rendah diperoleh harga jual yang tinggi.
Bupati memberikan hibah kepada Kelompok Tani Lawu Subur berupa sapi ternak untuk dikembangkan, dan memberikan asuransi ganti rugi sebesar 6 juta per hektar jika terjadi gagal panen padi organik. Tahun 2016 Kabupaten Ngawi menargetkan luas lahan pertanian padi 129 ribu hektar, dan sekarang dengan kebersamaan mencapai telah mencapai 136 ribu hektar, dan semula panen 770 ribu ton gabah kering menjadi 783 ribu ton gabah kering. Sementara itu konsumsi beras Kabupaten Ngawi hanya 150 ribu ton atau 20% dari hasil panen, sisanya 80% untuk mensuport lumbung pangan nasional.