Hari Ibu Sering Salah Kaprah
Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dewi Motik menilai, masyarakat sering salah kaprah mengartikan Hari Ibu sebagai mother’s day. Akibatnya, peringatan hari ibu pada 22 Desember itu dianggap memperingati peran seorang ibu belaka.
“Kita banyak mengalami miskomunikasi dalam memperingati Hari Ibu, di mana Hari Ibu itu diperingati seperti Mother`s Day di Amerika, padahal bukan. Hari Ibu itu hari pergerakan perempuan,” katanya di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (21/12).
Dewi Motik mengatakan hal itu dalam jumpa pers peringatan Hari Ibu ke-83 sekaligus peluncuran iklan Tolak Angin Anak versi Kasih Ibu. Hadir pada kesempatan itu Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Nita Yudi, mantan Komandan Pusat Polisi Militer TNI (Danpuspom TNI) Mayjen TNI (Purn) Hendardji Supandji, dan Dirut Sidomuncul Irwan Hidayat.
Menurut Dewi, seharusnya peringatan Hari Ibu itu menegaskan adanya kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki. “Perempuan dan laki-laki tidak ada bedanya. Sama-sama mempunyai kemampuan dan mempunyai hak yang sama. Perempuan pun bisa memimpin. Namun begitu, laki-laki tidak perlu takut dengan perempuan,” tuturnya.
Ia memberi contoh bahwa kemampuan perempuan itu ditunjukkan oleh Siti Khadijah, istri Nabi Muhammad SAW dan Siti Aisyah dalam masa perjuangan. “Rasulullah juga menyuruh umatnya untuk mengutamakan ibunya daripada ayahnya, bahkan tidak main-main, oleh Rasulullah, ibu disebut tiga kali. “Ibumu, ibumu, ibumu, baru ayahmu.”
Irwan Hidayat juga menyatakan bahwa ibu merupakan orang yang paling penting dalam hidup seseorang. “Meskipun sudah bisa memberi mobil atau kesenangan lainnya, tetap ibu merindukan anak akan sapaannya paling tidak,” katanya. Oleh karena itu, iklan yang diluncurkan itu bercerita tentang kasih sayang ibu yang tak akan pernah hilang.
Sementara itu, Hendardji Supandji menyebut, seorang ibu mempunyai kemampuan yang luar biasa. Ia mencontohkan, Margaret Thacher yang dijuluki wanita besi. “Saat ia menjadi perdana menteri Inggris, ia bisa memimpin perang Malvinas yang diselesaikan hanya tiga bulan dengan kemenangan,” katanya.
Dikatakan, ibu adalah pahlawan tanda jasa.”Tidak ada orang penting tanpa lahir dari seorang ibu. Ibu adalah segala-galanya,” kata Danpuspom TNI yang kini Dirut Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PKK) dan siap mencalonkan sebagai Gubernur DKI Jakarta. (Pikiran Rakyat)