Ngawi Bersiap Songsong MEA
Pemkab. Ngawi mempersiapkan daerahnya untuk menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Hal ini ditunnjukkan dalam Workshop Pembangunan Ekonomi Masyarakat dalam rangka Menyongsong Era Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA yang diselenggarakan oleh BAPPEDA pada hari Senin (17/10/2016) di RM. Notosuman.
Ekuina Setyarini, mewakili Kepala BAPPEDA, membuka secara resmi acara ini. Rini, dalam sambutannya, menyampaikan betapa pentingnya kesiapan masyarakat di Kabupaten Ngawi dalam menghadapi era tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa MEA telah resmi bergulir tepat pada tanggal 1 Januari 2016 yang lalu. Pada era ini minimal memiliki 4 pilar MEA yakni akan terbentuk pasar dan basis produksi tunggal, Kawasaki berdaya saing tinggi, Kawasan dengan pembangunan Ekonomi yang Merata, integrasi dengan ekonomi global.
Pada sesi pertama BAPPEDA menyampaikan secara sekilas tentang MEA, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan open Karsiman dari BPMPPT Kabupaten Ngawi. Pada sesi BPMPPT, Karsiman menjelaskan akan kesiapan BPMPPT dalam menghadapi era MEA. Kesiapan tersebut ditunjukkan dalam berbagai terobosan pelayanan perizinan yang terkait investasi di Kabupaten Ngawi.
Pemaparan kedua disampaikan oleh Mashudi dari Dinkop UMKM dan Perindustrian Kabupaten Ngawi. Mashudi menjelaskan seputar kiprah Dinkop dalam menyiapkan potensi-potensi ekonomi yang ada di Kabupaten Ngawi. Mashudi juga menyampaikan beberapa kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk-produk dari UKM Kabupaten Ngawi, baik untuk konsumen domestik dan luar negeri. Langkah yang dianggap terobosan menurutnya telah diambil untuk meningkatkan penjualan produk domestik Ngawi seperti kerajinan Kayu Jati dan Batik.
Narasumber ketiga yakni Tri Mulyaningsih, staf pengajar Pasca Sarjana FE UNS. Tri, yang juga berpredikat doktor dari University of Canberra ini menyampaikan wawasan tentang MEA dari sisi riset dan analisis. Tri menyampaikan peta kekuatan ekonomi yang ada di ASEAN. Sebagai negara yang paling besar penduduknya, yang itu jadi potensi pasar, Indonesia dianggap belum cukup punya daya saing. Persaingan ini nampak salah satunya dari indikator ekspor antara Indonesia-China dan Indonesia-Korea yang menunjukkan defisit penjualan (ekspor lebih kecil dari impor) dengan negara-negara tersebut. Tri juga menitipkan pesan agar tidak terlalu terkejut dengan MEA, karena boleh jadi (dan memang sudah) ada proyek yang lebih besar seperti TPP ( Trans Pacific Partnership) yang telah dicanangkan oleh Presiden Jokowi.
Peserta yang hadir terdiri dari para pelaku ekonomi, Kadin Kabupaten Ngawi, SMK, kelompok perajin dan beberapa SKPD yang terkait dengan topik diatas.