Peringatan Hari TB Sedunia, Bupati Ajak Semua Pihak Berantas TB
Hari tuberkulosis Sedunia atau World Tb Day, selalu diperingati setiap tanggal 24 Maret. Tepat pada tanggal 24 Maret 1882 silam, dr. Robert Koch menemukan penyebab dari penyakit Tuberkulosis , yakni Mycobacterium Tuberculosis, sebab pada itu saat terjadi wabah Tuberkulosis di Eropa dan Amerika, yang menyebabkan kematian satu dari tujuh orang yang terjangkit penyakit ini, untuk mengenang jasanya, maka tanggal 24 Maret ditetapkan sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia. Meskipun penemuan bakteri ini sudah lebih dari seratus tahun lalu, hingga saat ini bakteri tersebut masih ada di dunia, belum ada satu negarapunyangberhasil bebas dari penyakit ini termasuk Indonesia.
Peringatan Hari Tb sedunia ini bertujuan untuk membangun kesadaran bersama tentang Tb serta upaya untuk mengurangi penyebaran penyakit tersebut. Indonesia melalui Kementerian Kesehatan memiliki target “Indonesia Bebas TB 2050”, untuk mencapai target itu peran masyarakat sangat diperlukan, terutama dalam membantu menemukan kasus TB dan membantu melakukan pengawasan terhadap pengobatan pasien TB hingga sembuh, agar rantai penularan penyakit ini dapat dihentikan. Selain itu, mendasar data dari World Health Organization (WHO) Global Tuberculosis Report 2016 menyatakan bahwa Indonesia, menempati posisi kedua setelah India dengan beban TB tertinggi di dunia sekaligus penyebab kematian nomor 4 kematian setelah penyakit kardiovaskular. Adanya dukungan dari masyarakat dapat memberikan semangat positif dan kepatuhan pasien untuk minum obat dan tidak banyak yang tahu adanya pengobatan gratis terhadap penyakit yang lebih banyak menyerang paru – paru ini.
Memperingati Hari Tb sedunia tahun ini, Pemerintah Daerah (Pemkab) Ngawi melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi menggelar acara di UPT Puskesmas Teguhan Kecamatan Paron. Hadir dalam acara ini Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, dr. Yudono, Kepala UPT Puskesmas se Kabupaten Ngawi, dan Forkompimda Ngawi.
Acara yang dibuka Bupati Ngawi kali ini, dilaksanakan di UPT Puskesmas Teguhan, sebab dari hasil evaluasi dan monitoring diketahui penderita TBC di Kabupaten Ngawi terbanyak berada di wilayah ini. Seperti yang dikemukakan Plt. Kepala Dinas Kesehatan melalui Kepala Seksi P3M, Jaswadi disela kegiatan ini, “Dari data yang diperoleh, jumlah penderita Tb terbanyak ada di wilayah Puskesmas Teguhan ini, maka peringatan tahun ini kita pusatkan disini,” beber Jaswadi. Program lain yang digelar adalah Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh (TOSS TB). TBC merupakan salah satu penyakit berbahaya jika tidak segera ditangani, dan perlu kerjasama dan komitmen multisektoral
Dalam sambutannya Bupati Ngawi Budi Sulistyono menyampaikan bahwa Tuberkulosis bukanlah penyakit yang menakutkan jika tertangani dengan baik, “Apabila penanganannya pas dan diobati secara tepat dan tlaten,” kata Bupati. Dengan aksi TOSS TB ini juga didasarkan pada kenyataan bahwa setiap pasien TBC, harus ditemukan dan diobati sampai sembuh agar penularannya dapat dihentikan dan dapat ditekan, “Makanya di Kabupaten Ngawi harus dibentuk kader – kader guna pemberantasan TBC,” tandas Budi Sulistyono Ia juga meminta leading sector untuk terus terbuka melakukan sosialisasi, dan penanganan, “Jangan sampai ada warga yang menderita TBC level akut. Dengan begitu, mudah – mudahan pasien TBC di kabupaten Ngawi semakin menurun,” harap Kanang. Lebih lanjut, Bupati juga berikan motivasi kepada seluruh jajaran kesehatan, termasuk para petugas kesehatan untuk memberikan layanan yang terbaik, berkualitas dan berkesinambungan.
Untuk peringatan tahun ini, ada beberapa agenda yang dilakukan salah satunya, pengobatan gratis yang melibatkan puluhan tenaga medis. Untuk menarik perhatian dan antusiasme masyarakat panitia penyelanggara sediakan doorprize 6 ekor kambing dan puluhan ekor ayam kampung.
Pada peringatan Hari TB sedunia ini sekaligus gerakan mengajak semua pihak, baik jajaran pemerintah, untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan dan pengendaian Tuberkulosis. Dan, untuk Program TOSS TB yang telah dicanangkan Kementerian Kesehatan sejak April 2016 diharapkan mampu menggerakkan masyarakat untuk turut serta menemukan kasus – kasus TB baru yang ada di lingkungan sekitar dan memantau pengobatan hingga tuntas. (kominfo)