Sejumlah langkah strategis dilakukan Pemerintah Kabupaten Ngawi dalam menindaklanjuti angka kemiskinan yang masuk peringkat 22 Kabupaten se-Jawa Timur, dengan menempatkan penanganan pengentasan kemiskinan didalam skala prioritas yang melibatkan lintas sektor melalui sinergi dan terintegrasi di tahun 2022 , hal ini seperti yang disampaikan Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko di Musyarawah Desa dan Verifikasi Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di Kantor Desa Kuniran, Kecamatan Sine, Kamis (23/12/21).
Dikesempatan ini, Wabup Ngawi juga mengatakan Desa Kuniran menjadi salah satu pilot project dalam penanganan kemiskinan ekstrem, “Dan, nantinya bisa diikuti desa – desa lainnya,” katanya.
Kegiatan ini, merupakan tindak lanjut dari survey yang sudah dilakukan Pemerintah Desa. “Kita dalam kesempatan ini tidak hanya menindaklanjuti survey dari desa, tapi juga memberikan solusi atau treatment tepat dan tidak hanya sebatas menyelesaikan secara parsial saja tetapi terkait pengurangan beban hidup seperti pengeluaran rutin tapi juga bagaimana kita memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat untuk bisa memiliki kegiatan ekonomi yang baik sehingga dapat mewujdkan kemandiriannya,” jelasnya.
Selain itu, Dwi Rianto Jatmiko juga mengatakan kegiatan ini sebagai model di tahun 2022 dan untuk dilakukan di seluruh desa di Kabupaten Ngawi. “Kegiatan ini nantinya akan lebih difokuskan pada lima wilayah di lima kyecamatan besar yang sesuai juknisnya yakni Kecamatan Sine, Paron, Kedunggalar, Widodaren dan Bringin,” lanjutnya.
Tidak hanya itu, Wabup Ngawi mengharapkan adanya penyelesaian secara kongkrit, salah satunya bedah rumah yang dilakukan bersama dan gotong royong dari masyarakat sekitar yang nantinya kita targetkan ada 2 unit rumah. “Dalam kegiatan ini, kita disini bergotong royong bersama karena belum memungkinkan untuk menggunakan anggaran dari APBD yang kita rencanakan baru terealisasi di tahun 2022,” tuturnya.
Peran serta masyarakat, relawan, komunitas dan swasta juga diinginkan Wabup Ngawi dalam menyelesaikan permasalahan terkait rumah tidak layak huni. “Selain itu kita mengharapkan dengan adanya kegiatan ini bisa melinierkan antara kegiatan yang kita lakukan dalam rangka mengentas kemiskinan sekaligus mengkoreksi angka kemiskinan Kabupaten Ngawi,” ujarnya.
Ditambahkan Dwi Rianto Jatmiko, kegiatan yang dilakukan secara detail dengan turun ke lapangan nanti angka kemiskinan di Kabupaten Ngawi bisa turun secara drastis.
Selain membedah rumah tak layak huni, kegiatan ini juga dilakukan serap aspirasi masyarakat dengan menginap di rumah salah satu warga di desa tersebut. (Kominfo)