Bupati Ngawi, Budi Sulistyono didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Ngawi, Mokh. Sodiq Triwidiyanto bersama Kepala Dinas Kesehatan Kab. Ngawi, Yudono dan Direktur RSUD dr. Soeroto, Agus Priyambodo lakukan konferensi pers terkait perkembangan kasus Pasien Dalam Pemantauan (PDP) Covid-19 di Kabupaten Ngawi, di Ruang Data Pendopo Wedya Graha, Selasa (14/04/20).
Budi Sulistyono mengkonfirmasi terkait seorang pasien positif Covid – 19 asal Nganjuk yang memiliki riwayat perjalanan ke Srambang, Girimulyo, Ngrambe pada Minggu (15/03/20) silam. Dan, Bupati mengungkapkan dari hasil tracking yang dilakukan tim surveilans dan hasil analisis epidemologi pada hari kunjungan pasien tersebut, tidak ada kasus terkonfirmasi positif Korona di wilayah ini, “Jadi tidak benar bahwa pasien tertular setelah dari wisata ke Srambang,” kata Bupati.
Seperti yang disampaikan Bupati Ngawi, diduga pasien ini tertular pada saat terjadi kontak di dalam kendaraan (Elf,red) tersebut, “Karena menurut informasi yang didapat, ada beberapa penumpang sedang sakit batuk, termasuk sopir yang tepat berada disamping pasien, yang berkali – kali batuk sepanjang perjalanan itu. Apalagi sopir itu, tidak menggunakan masker,”jelasnya.
Masih dalam keterangan persnya, Budi Sulistyono mengungkapkan pada tanggal 12 April 2020, telah dilakukan Rapid Diagnostic Test (RDT), terhadap semua orang yang telah melakukan kontak langsung dengan pasien asal Nganjuk ini, “Dilakukan pada pedagang, tukang ojek yang jumlahnya 19 orang, dan hasilnya negatif,” tandasnya.
Terkait perkembangan PDP di Kabupaten Ngawi per Selasa (14/04/20), Bupati Ngawi mengatakan sebanyak 11 orang, dari jumlah itu 8 pasien terkonfirmasi negatif dan 3 lainnya masih menunggu hasil pemeriksaan. “Delapan negatif ini, termasuk ibu hamil atau PDP nomor 8 dari Kecamatan Karanganyar, yang sebelumnya positif dari hasil rapid test. Dan, selanjutnya Rabu (8/04/20) dilakukan tes swab dan dilakukan tracking serta RDT terhadap 15 orang yang melakukan kontak dengan pasien, dengan hasil semuanya negatif,” lanjutnya.
Dan, pada tanggal 9 April 2020 RDT kedua dilakukan terhadap pasien ini, dan menunjukkan hasil negatif, “Dan, hasil swab yang hari ini keluar, hasilnya negatif dan kondisi pasien beserta bayinya dalam keadaan sehat sehingga diijinkan pulang,” terangnya.
Sedangkan PDP nomor 9, asal Pelang Kidul Kec. Kedunggalar yang tanggal 29 Maret 2020 pulang dari Jakarta, Bupati jelaskan bahwa sampai dirumahnya, pihak keluarga telah melaporkan ke RT setempat dan Puskesmas Kedunggalar, “Petugas Puskesmas memberikan motivasi agar melakukan isolasi mandiri, dan istrinya hanya mengirimkan makanan, karena rumahnya terpisah,” terangnya.
Seperti yang disampaikan Budi Sulistyono, setelah 14 hari mengisolasi diri, tepatnya tanggal 3 April 2020 petugas medis lakukan cek kondisi pasien PDP 9 ini, yang hasilnya tidak terdapat keluhan ataupun gejala yang muncul. “Pada Rabu (08/04/20), PDP 9 ini ,melakukan general check up di RSUD dr Soedono Madiun, lalu sore harinya sekitar pukul 16.00 keluarga dihubungi dan pasien ini dinyatakan sebagai PDP yang harus dirawat di ruang isolasi. Kemudian, tanggal 9 April 2020 dilakukan pengambilan swab yang dilakukan tim surveilans dari Dinkes Ngawi yang sebelumnya dihubungi pihak rumah sakit,” jelasnya.
Masih disampaikan Bupati, sampai hari Senin (13/04/20) hasil swab belum keluar, “Dan, pasien ini masih dirawat di RSUD dr. Soedono Madiun,” ujarnya.
Untuk PDP nomor 10, yang beralamat di Pilangkencen Madiun, yang sebelumnya sempat singgah di desa Banyubiru, Walikukun, Kec. Widodaren, dijelaskan Budi Sulistyono dalam keteranngan persnya bahwa sebelumnya sempat dirawat di Klinik Winong Sragen, selama empat hari, dan pulang ke rumah meskipun belum dalam keadaan sehat. “Selasa (07/04/20), dia melakukan periksa ke Puskesmas Walikukun dengan diagnosa infeksi Paru dan typhoid, tetapi pasien ini tidak mau menjelaskan secara jujur, riwayat perjalanannya selama 14 hari sebelum sakit. Kemudian pasien dirujuk ke RS. Widodo Ngawi dan masuk ruang isolasi,” bebernya.
Lebih lanjut, Bupati terangkan PDP nomor 10 ini, esok harinya lakukan pemeriksaan RDT, dan Rabu (08/04/20) hasilnya positif serta diagnosa diabetes militus, stroke hemorraghic, cardiogenic,” ujarnya. Selanjutnya, Kamis (09/04/20) pasien ini dirujuk ke RSUD dr. Soedono, dan dilakukan swab, Jumat (10/04/20) untuk dikirim ke Surabaya.
“Tanggal 11 April 2020, dilakukan penelusuran dan RDT terhadap 3 orang terdekat dan 11 tenaga kesehatan yang merawatnya selama dua hari di Puskesmas, dan semuanya negatif,” tuturnya. Rencananya, Selasa (14/04/20) akan dilakukan tracking ke keluarganya di Pilangkenceng, lanjutnya.
Sementara PDP nomor 11 yang berasal dari Girimulyo Jogorogo juga sebagai karyawan swasta di Bali, dari informasi keluarga terdekat, Bupati mengatakan sebelumnya pasien ini ditemukan dalam keadaan lemas di kamar kostnya, kemudian dibawa ke pelayanan kesehatan, “Pada, Jumat (10/04/20) pasien diantar pulang dengan ambulance dari Bali, sampai di Ngawi, Sabtu (11/04/20). Pasien oleh keluarga langsung dibawa ke RSUD dr. Soeroto yang sebelumnya dibawa ke RS Attin Husada, lantas dilakukan rapid test yang hasilnya negatif,” kata Budi Sulistyono.
Selanjutnya, Bupati mengungkapkan bahwa kedua orang tua pasien ini juga dilakukan rapid test yang kesemuanya hasilnya negatif. “Hari Senin, (13/04/20) dilakukan pengambilan swab pasien dan dikirimkan ke BBTKLPP Surabaya. Lantas, saat ini pasien masih dirawat di RSUD dr. Soeroto. Direncanakan, tanggal 14 April 2020 akan dilakukan rapid test terhadap ibu dan anak kandungnya,” jelasnya.
Dikesempatan ini, Bupati Ngawi berharap Kabupaten Ngawi tetap bisa mempertahankan zero Covid- 19, dan tetap meminta semua pihak untuk terus berupaya dalam penanganan pandemi Korona ini, termasuk kewajiban menggunakan masker bagi masyarakat di Ngawi,juga yang akan menuju ke Kabupaten Ngawi. (Kominfo)
Rakor Daerah PPNI Ngawi Tahun 2024
Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko buka rapat koordinasi daerah PPNI Kabupaten…