Indonesia saat ini tercatat sebagai negara produsen teh terbesar ketujuh dunia setelah negara Sri Langka, dilansir dari indonesia-investments.com. Hampir setengah dari produksi teh Indonesia diekspor keluar negeri. Pasar ekspor utamanya adalah Rusia, Inggris, dan Pakistan.Sehingga komoditas teh mampu menyumbang devisa hingga USD 110 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun dari ekspornya diberbagai negara. Teh Indonesia dikenal karena memiliki kandungan katekin (antioksidan alami) tertinggi di dunia. Kebanyakan produksi teh Indonesia adalah teh hitam, diikuti oleh teh hijau.
Dan, tanaman yang bisa tumbuh didataran tinggi ini menjadi salah satu tanaman unggulan disektor pertanian, termasuk Kabupaten Ngawi.
Ngawi Tea Festival 2019 adalah salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk meningkatkan popularitas serta inovasi olahan teh asli Ngawi bertempat di Alun – Alun Merdeka Ngawi, Jumat – Sabtu ((13-14/09)
Didalam event ini pagi harinya, juga digelar workshop bertempat di Gedung Kesenian, dengan menghadirkan narasumber ahli konsultan teh, Heru Purwanto bersama Trias Kristian salah satu pimpinan perusahaan teh di Ngawi dengan menyampaikan sejarah teh, pengolahan teh dan juga manfaat teh.
Saat menyeduh teh, menurut Heru Purwanto tidak boleh dilakukan berulang kali, tetapi hanya sekali saja, “Tidak boleh teh yang sudah di seduh, lalu di seduh lagi. Teh itu menyehatkan tapi kalau cara memasaknya salah maka malah akan jadi penyakit,” tandas Heru saat menyampaikan cara menyajikan teh.
Sementara menurut Bupati Ngawi, Budi Sulistyono saat membuka acara ini mengatakan kegiatan ini untuk meningkatkan apresiasi masyarakat dalam mengkonsumsi teh lokal Ngawi yang berasal dari perkebunan teh Jamus. “Mungkin saat ini masyarakat Ngawi masih sedikit yang minum teh lokal asli, maka kegiatan ini bisa mengapresiasi penikmat teh Ngawi. Dan, pada gilirannya nanti akan bisa meningkatkan produktifitas, dan kualitas sekaligus peningkatan kesejahteraan petani, penggiat teh yang ada di kabupaten Ngawi,” ujar Bupati.
Selain itu, Budi Sulistyono juga mengungkapkan acara ini sebagai upaya untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif untuk pelalu dan penggiat untuk menggunakan teh asli Ngawi agar semakin dikenal, “ Kalau sudah dikenal tentu dampaknya pada kesejahteraan masyarakat terutama pelaku usaha teh disini. Dan diharapkan dapat menciptakan multiplier effect sehingga pertumbuhan ekonomi kesejahteraan rakyat tercapai dengan cepat,” tegas Bupati.
Usai membuka acara yang baru digelat perdana ini, Bupati bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, serta jajaran pejabat lingkup Pemkab Ngawi melakukan Nyahi atau budaya meminum teh tradisi betawi yang biasanya dilakukan di sore maupun pagi hari. Teh yang disajikan dalam Nyahi merupakan jenis teh tubruk yang diseduh tanpa disaring. Tak sedikit pula yang mengatakan bahwa tradisi minum teh ini di adaptasi dari budaya Cina.
Sedangkan Nyahi menurut Heru Purwanto, adalah berkumpul dengan keluarga untuk menikmati teh dengan menggigit gula jawa setelah meneguk teh. “ Teh tidak dicampur apapun, harus terlihat daunnya dan tidak disaring,” jelasnya saat ikut Nyahi
Tema acara yang digelar dua malam ini adalah Teh Itu Menyehatkan Apalagi Teh Dari Ngawi, Mbook Yo Ngeteh Ae dimaknai ketika belum semangat adalah nge teh ae, atau ketika kurang enak badan maka minum teh bisa membuat lebih menggairahkan, “Kemudian bila mana anda sedang panik atau stres maka pilihan terbaik adalah ngeteh ae,” seloroh Heru.
Kegiatan ini juga diisi dengan beragam agenda seperti lomba fotografi, mewarnai dan Tea Gathering. Selain itu ada sekitar 20 stand ikut meramaikan event yang hadiri sejumlah bintang tamu artis terkenal Wahyu Selow dan Ndarboy Genk. (team/kominfo)