Monthly archive

May 2013

Soekarwo Ajak Perangkat Desa Kedepankan Musyawarah

di %s Berita/Informasi 439 views

SOEKARWO AJAK PERANGKAT DESA KEDEPANKAN MUSYAWARAHGubernur Jawa Timur, Soekarwo, selaku Pembina Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Jatim,  mengajak para perangkat desa jika ingin memperjuangkan kesejahteraan hendaknya dilakukan dengan musyawarah sebagai cara berdemo yang santun.

“Kalau demo dengan kekerasan itu hanya akan menghasilkan kerusakan, maka kalau sudah rusak akan menyulitkan,” kata Soekarwo saat Pembinaan Pengurus PPDI Prov dan kabupaten se-Jatim dan Pengukuhan Gubernur Jatim sebagai Dewan Pembina PPDI Prov Jatim, di Hotel Utami, Kamis (30/5).

Dikatakannya, bahwa pemerintah akan selalu mengawal cita-cita dan perjuangan para perangkat desa apabila dengan cara musyawarah dan mufakat bukan dengan cara kekerasan. Ini penting karena kesejahteraan tidak bisa dibangun dengan cara kekerasan, tapi kesejahteraan diperjuangkan dengan cara yang santun dan baik.

“Musyawarah sangatlah penting, bukan suara terbanyak tapi etika, moral, apalagi spiritual. Tidak menganut jumlah, agama atau spiritual mengajarkan kebenaran yang hakiki dan sangat pribadi. Jadi tidak bisa kebenaran itu diakalkan, tapi kebenaran itu di rasakan,” ujarnya.

“Untuk itu mari musyawarah kita bawa dalam memperjuangkan kesejahteraan, sebagai pembina, saya mau ikut mendorong dan meng-goalkan perjuangan asal kita akan membangun budaya baru yakni budaya guyub rukun yang  bisa kita perjuangkan,” imbuh Soekarwo.

Lebih lanjut dikatakannya, budaya bangsa Indonesia bukan budaya tanding, tapi budaya musyawarah, jangan membiasakan diri dengan membangun kekerasan.

“Maka kalau mau demonstrasi ke Jakarta akan kita biayai, tapi jangan banyak-banyak, cukup 20-25 orang saja. Karena perjuangan itu tidak harus dengan jumlah yang banyak, tapi tuntutan itu harus masuk akal dan kemudian ada hal yang positif, dan cara penyampaian tuntutan tersebut juga penting sehingga menghasilkan yang bagus,” tambahnya.

Seperti bagaimana konsep pemerintah, semua guru swasta dibayar dengan cara seperti guru PNS tapi tidak terus diangkat jadi PNS, tapi yang penting kesejahteraannya Ikut meningkat, tapi sebelumnya guru swasta disekolahkan sehingga terakreditasi dan bisa digaji seperti guru swarsta sesuai UMK.

Menurutnya, organisasi akan menjadi bagus apabila bisa memjuangkan anggotanya, jika tidak bermanfaat bagi anggota maka akan sia-sia saja. Untuk itu diharapkan hubungan antara kepala desa denghan perangkat desa harus dibina dengan baik, bukan antara bawahan dengan atasan tapi antara sesama teman, saling menghargai.

Sementara Asisten Pemerintahan Setda Prov Jatim, H Asyhar mengatakan, maksud diadakannya acara ini yakni, untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan perangkat desa se-Jatim dalam mendukung kegiatan penyelenggaran pemerintahan desa serta pelayanan kepada masyarakat.

Sedangkan tujuan adalah untuk memberikan pemahaman terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pemerintahan desa, memberikan informasi perkembangan pembahasan rancangan UU tentang desa yang saat ini sedang dibahas oleh DPR, dan memberikan arahan kepada perangkat desa apabila menyampaikan masalah kepada pemerintah agar sesuai dengan kultur dan jiwa birokrasi yang baik, benar, santun dan demokratis, serta memberikan pemahaman kedudukan, tugas, dan fungsi perangkat desa dalam mendukung kepala desa di bidang pemerintahan, pembangunan dan kesejahteraan. (kominfo.jatimprov.go.id)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Gubernur : Meski Pintar, Siswa Jangan Melawan Orang tua

di %s Berita/Informasi 431 views

GUBERNUR MESKI PINTAR SISWA JANGAN MELAWAN ORANG TUAGubernur Jawa Timur Soekarwo meminta siswa siswi berprestasi Jatim jangan pernah melawan orang tua, sebab doa dan ajaran yang diterapkannya terbukti mampu membangkitkan semangat meraih prestasi.
Demikian dikatakan Soekarwo saat Penerimaan Penghargaan Kepada Siswa-Siswi berprestasi dengan Nilai Tertinggi Unas tingkat SMA, SMK, dan MA Jawa Timur 2013 di Binaloka Kantor Gubernur, Rabu (29/5).
Dikatakan Soekarwo, prestasi ini adalah hasil kerjasama semua pihak mulai dari siswa, guru, orang tua, dan pemerintah. “Ini adalah kerja keras siswa dalam belajar di bawah bimbingan guru dan dukungan pemerintah,” katanya.
Peran guru sangat besar, karena tanpa penyampaian atau ajaran yang baik, maka pelajaran jadi sulit diterima dan target kelulusan secara umum akan sulit tercapai. “Metode pembelajaran dari masing-masing guru berbeda tapi pada dasarnya tujuan sama ingin memberikan pelajaran dengan mudah pada siswa,” tuturnya.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Harun mengatakan, sepuluh daerah di Jawa Timur yang memiliki nilai rerata UN tertinggi adalah Kabupaten Lamongan dengan rerata 8,50, Kabupaten Sidoarjo 8,42, Kabupaten Gresik 8,34, Kabupaten Bojonegoro 8,22, Kota Pasuruan 8,21, Kabupaten Madiun 8,15, Kota Kediri 8,12, Kota Madiun 8,11 serta Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto dan Kota Surabaya yang sama-sama mendapat nilai 8,10.
Sejumlah sekolah non unggulan juga ternyata meraih nilai UN murni tertinggi. Di program IPA tingkat SMA, nilai tertinggi 53,96 diraih oleh SMA Dr. Musta’in Romly Lamongan disusul dengan SMA PGRI 1 Kalitengah Lamongan. Sedangkan untuk program Bahasa diraih SMAN 1 Manyar Gresik total nilai 51,15 dan SMAN 3 Lamongan dengan nilai 51,94 untuk program IPS.
Di tingkat MA program Bahasa diraih MA Tarbiyatut Tholabah Lamongan dengan 49,87 dan MA Ihyaul Ulum Cangakan Gresik dengan 53,04 untuk program IPA. Untuk program IPS dan Agama masing-masing diraih MA MIftahul Jinan Deket Lamongan dengan 51,51 dan MA Tarbiyatut Tholabah Lamongan dengan 52,59.
Ia menjelaskan sepuluh daerah dengan tingkat kelulusan 100 persen adalah Lamongan, Batu, Kota Mojokerto, Kota Blitar, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Tulungagung, Kota Pasuruan, Kabupaten Malang, dan Banyuwangi. Sedangkan Unas tingkat SMK di Jatim tercatat 176.633 peserta dengan 408 peserta yang tidak lulus, sehingga tingkat kelulusan mencapai 99,77 persen dan siswa tidak lulus mencapai 0,23 persen.(kominfo.jatimprov.go.id)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Pokdakan Mina Maju Kwadungan Nikmati Hasil Dari Progam PUMP

di %s Berita/Informasi 482 views

Pokdakan Mina Maju Kwadungan Nikmati Hasil Dari Progam PUMPProgam Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Perikanan Budidaya dari Kementrian Kelautan dan Perikanan RI yang di terima Pokdakan tahun 2012 lalu, kini Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mina Maju Kwadungan Ngawi menikmati hasilnya dengan menggelar panen raya.

Menurut Suratmojo selaku ketua kelompok kepada media menjelaskan dengan bantuan yang diterimakan kepada kelompoknya sedikit membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan yang tergolong cukup miskin di desa tersebut.

”Saya sangat berterima kasih dengan bantuan tersebut, karena secara tidak langsung memberikan lapangan pekerjaan baru bagi pemuda desa yang pengangguran” jelasnya, Jum’at (24/5).

Kelompok yang di bentuk 2011 lalu ini, beranggotakan 10 orang dengan luas kolam persemaian mencapai lebih dari 10 Ha. Lanjut Suratmojo, bantuan PUMP yang diterima dari dinas setempat oleh kelompok di pergunakan untuk budidaya ikan di kolam, kolam terpal dan karamba, dengan jenis ikan yang dibudidayakan adalah Nila dan Patin.

Program PUMP yang dikelola Pokdakan ini adalah upaya pengentasan kemiskinan di sektor perikanan melalui peningkatan produksi dan produktivitas usaha perikanan skala mikro.

“Memang ada kendala dalam pengembangan ikan saat ini yakni benih yang ditebar jumlahnya tidak sesuai dengan saat dipanen karena kita belum sepenuhnya memahami teknis pembudidayaan ikan,” terangnya.

Dia mengatakan, pengembangan usaha bagi pembudidaya ikan dalam wadah kelompok Pembudidaya Ikan merupakan kelembagaan masyarakat perikanan pelaksana progam PUMP untuk menyalurkan bantuan modal usaha bagi anggota.

“Dana yang terkucur dari progam itu untuk kelompok sebesar Rp 65 juta yang di pergunakan untuk bantuan modal usaha bagi para anggota Pokdakan khususnya untuk pembiayaan pakan ikan dan pengadaan bibit,” ungkapnya lagi.

Hematnya, progam ini cukup mendorong peningkatan produksi guna menumbuhkan wirausaha dan meningkatkan kesejehateraan masyarakat perikanan budidaya di pedesan khususnya Kwadungan Ngawi. (sinarngawi.com)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Tingkat Kelulusan SMA Di Ngawi Tembus 100 Persen

di %s Berita/Informasi 538 views

Tingkat Kelulusan SMA Di Ngawi Tembus 100 PersenDipastikan untuk SMA sederajat wilayah se-Kabupaten Ngawi tingkat kelulusannya mencapai 100% mendasar dari pengumuman hasil UN 2013 yang dilakukan secara serentak pada Jum’at ini (24/5). Hal ini juga dibenarkan oleh Gunadi Ash Cidiq M.Pd, Kabid Pendidikan Menengah setempat.

“Tingkat kelulusan siswa SMA dan sederajat periode 2013 mencapai titik puncaknya dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 99,85 persen,” kata Gunadi Ash Cidiq M.Pd.

Menurutnya, hasil kelulusan pada tahun ini cukup melegakan semua pihak baik peserta UN sendiri maupun orang tua wali siswa dari 99 sekolah setingkat SMA yang tersebar di 19 kecamatan. Dia mengatakan jumlah peserta UN pada 2013 diikuti sebanyak 3813 siswa yang terbagi atas SMA 2341 siswa, SMK 532 siswa, MA 938 siswa dan SMLB 2 siswa.

Selain itu keberhasilan hasil UN tidak lepas dari kerjasama dari semua pihak yang terus memfotivasi kepada peserta didik sebelum UN dimulai.

Sistem kelulusan sendiri bebernya lagi, tetap mengacu pada prosedur operasional standar (POS) UN 2013.

kata dia lagi, peserta didik dinyatakan lulus apabila rata-rata nilai akhir dari seluruh pelajaran sebesar 5,5 dengan nilai tiap mata pelajaran minimal 4. Juga ketika disinggung format penyampaian pengumuman kelulusan, Gunadi Ash Cidiq M.Pd lebih mengedepankan cara-cara yang kondusif.

“Kita menggunakan SMS dengan bekerja sama dengan provider tertentu, serta menggunakan surat yang akan disampaikan langsung kerumah orangtua murid,” Tegasnya. Langkah tersebut urainya, dilakukan guna meminimalisir terjadinya konvoi kelulusan yang tiap tahun dipastikan terjadi yang bermuara meresahkan warga masyarakat lainya khususnya pemakai jalan.

Dilain tempat tingkat kelulusan untuk pelajar MA dan MAN kata Muhamad Wahib, Kabid Pendidikan Madrasah Kemenag Ngawi menyisakan 1 siswi jurusan IPS yang dinyatakan tidak lulus tepatnya dari MAN Tempursari, Kecamatan Mantingan.

“Menengenai faktor yang tidak meluluskan satu siswi itu terganjal nilai standarisasi UN dimana nilai minimalnya rata-rata harus mencapai 5,5 sedangkan yang tidak lulus tersebut hanya mencapai 5,4 sehingga sangat tipis selisihnya,” terang Muhamad Wahib saat melakukan sidak ke MAN I Paron.

Sementara pada hari sebelum kelulusan diumumkan pihak DPRD Kabupaten Ngawi melakukan dengar pendapat dengan pihak Diknas. Seperti yang dijelaskan Slamet Riyanto,S.sos ketua Komisi I DPRD Kabupaten Ngawi.

“Kami berharap masing-masing sekolah mengkondisikan pengumuman kelulusan UN agar siswa tidak arak-arakan, konvoi, corat-coret seragam,” pungkasnya. (sinarngawi.com)

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top