Monthly archive

April 2013

Pejabat Harus Miliki Moral Dan Etika Saat Layani Masyarakat

di %s Berita/Informasi 559 views

PEJABAT HARUS MILIKI MORAL DAN ETIKA SAAT LAYANI MASYARAKATMewujudkan pelayanan publik bukan sebuah hal mudah karena diperlukan kerja keras dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pejabat di lingkungan provinsi Jatim harus memiliki sikap moral dan etika yang baik dalam memberikan pelayanan yang terbaik terhadap masyarakat di Jatim.
“Harus ada ciri komunikasi khas yang tepat, khususnya Jatim yang memiliki budaya ketimuran, yang mana moral dan etika menjadi poin utama dalah kehidupan. Jangan sampai ada tindakan kekerasan dalam melayani publik,” tegas Gubernur Jawa Timur, Dr H Soekarwo saat melantik Pejabat Eselon II dan III di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Gedung Grahadi Surabaya, Senin (29/4) sore.
Dikatakannya, jabatan struktural ini sangat penting, karena spectrum (bidang cakupan) kerja para pejabat eselon sangat luas. Pentingnya jabatan ini, bukan karena sudah menjadi pejabat eselon, tetapi karena posisinya sangat sentral dalam membuat program untuk rakyat.
Pejabat eselon di dalam birokrasi diibaratkan sebagai lokomotif yang harus mampu membawa perubahan lebih baik kepada masyarakat. Untuk dapat menjadi lokomotif, pejabat dituntut mempunyai jiwa leadership (pemimpin).
Ini karena, survei menyatakan, keberhasilan pemerintahan hampir 60% ditentukan oleh leadership yang tinggi. Indikasi jiwa leadership dapat diketahui dengan tanggung jawab dan kompetensi yang dimiliki. “Seorang pejabat yang mempunyai tanggung jawab tinggi, biasanya tidak hanya bisa memerintah staf, tetapi juga bersedia terjun langsung ke lapangan,” ujarnya.
Menurutnya saat ini ada beberapa hal yang menjadi kunci sukses Jatim sebagai generator ekonomi Indonesia, yaitu pelayanan publik. Apabila pelayanan publik Jatim berjalan maksimal maka pelayanan publik akan mengungkit pertumbuhan ekonomi, infrastruktrur dan pertumbuhan lainnya. “Itulah yang menjadi indikasi utama provinsi ini sebagai generator ekonomi di tingkat nasional,” ujar Pakde Karwo sapaan akrabnya Gubernur Jatim Soekarwo.
Gubernur juga berpesan kepada pejabat eselon II dan III yang dilantik agar lebih memperhatikan perjalanan dinas yang dilakukan stafnya. Dengan berlakunya peraturan yang baru, ia mengingatkan harus selalu dicek semua perjalanan dinas.
“Setiap pimpinan SKPD harus cek dan fokus semua perjalanan dinas yang dilakukan. Apakah sesuai dengan program prioritas Jatim, yaitu mengurangi angka kemiskinan, pengangguran dan meningkatkan ekonomi perempuan,” tegasnya.
Adapun pejabat eselon II yang dilantik yaitu Bawon Adiyithoni menjabat Kepala Biro Kesejahteraan Masyarakat (Kesmas), Ratnadi Ismaon menjabat sebagai Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Ardo Sahak menjabat kepala Biro Organisasi,  dan   Hizbul Wathon menjabat sebagai sekertaris Kopri.
Sementara itu pejabat eselon III yang dilantik sebanyak 59 pejabat, diantaranya Drs M Furqon MSi menjabat sebagai kepala Unit pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis Dinas Sosial Provinsi Jatim di Madiun, Kombong Pasulu, SH menjabat sebagai Pj. Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Rehabilitasi Sosial Tuna susila Dinas Sosial Provinsi Jatim di Kediri, Ir Syahrul Arifin, MM Kepala Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Provinsi Jatim.
Drs Dwilando MSi, Kepala Bidang Kemasyarakatan pada badan penelitian dan pengembangan Provinsi Jatim, Drs Budi Supriyanto MSi menjabat sebagai Sekertaris Dinas Pendapatan Provinsi Jatim, Budi Setijono, SH, M. Si menjabat sebagai kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapat Provinsi Jatim Malang Kota.
Selain menjabat dan melantik eselon II dan III, Gubernur Jatim juga melantik pejabat eselon IV berjumlah 125 pejabat diantarannya yaitu Ir Edy Purwanto Tertiyus menjabat sebagai Kepala Sub Bidang Pengendalian Harga pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim, Tutik Worawari S.Sos menjabat sebagai kepala seksi media interaktif pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jatim, Danuardhie yang sebelumnya menjadi ajudan Wakil Gubernur  mendapat tugas baru di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Sidoarjo, Drs M., Ma’ruf, MM menjabat sebagai kepala seksi Promosi dan kerjasama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim. (www.jatimprov.go.id)

Sebar dan Bagikan :

Shares

BKL Karang Tengah Ngawi Masuk Tiga Besar Jatim

di %s Berita/Informasi 549 views

BKL-1Dalam berbagai catatan sepanjang tahun 2012, pelaksanaan program Kependudukan dan Keluarga Berencana di Provinsi Jawa Timur secara umum berjalan dengan baik. Hal terlihat dari pencapaian peserta KB baru hingga Desember 2012 mencapai 116,50%. Demikian pula pencapaian untuk kegiatan Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia, UPPKS dan PIK rata-rata tercapai 100 persen.

Untuk meningkatkan dan mensukseskan program tersebut, BKKBN Propinsi Jawa Timur melakukan koordinasi yang melibatkan Pengelola Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reprodukasi (KBKR), Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) serta Komponen Data dan Informasi SKPD KB Kabupaten/ Kota se-Jawa Timur, awal tahun 2013 ini.

Seperti yang dilakukan tim evaluasi dari BKKBN Propinsi Jawa Timur saat melakukan penilaian lomba kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) di Kelurahan Karang Tengah, Kec/Kab Ngawi, Senin (29/04/2013). Kelompok BKL dengan nama ‘Melati’ ini memiliki tatanan lingkungan yang asri dan pola hidup yang sehat dengan kegiatan rutin senam.

Menurut salah satu anggota BKL Melati, Ny Sarbini (80), selain kegiatan senam yang dilaksanakan tiap harinya (SSI, SKJ, dan Senam Diabet), kelompok ini juga mempunyai kesibukan dengan membuat pernak-pernik kerajinan, taman pustaka yang memiliki seabrek buku bacaan.

“Saben hari Rabu dan Kamis pagi melakukan senam SSI di pelataran rumah pak RT (Siswanto), Jum’at senam SKJ di halaman BTN, dan Selasa di RSU melakukan senam Diabet,” terang nenek 6 anak, 15 cucu, dan 5 buyut ini.

Penilaian dan evaluasi BKL ini turut dihadiri Kepala Desa se-Kecamatan Ngawi, Camat se-Kabupaten Ngawi, SKPD Pemkab Ngawi, Penggerak PKK Kabupaten Ngawi, beberapa anggota DPRD Kabupaten Ngawi, dan Wakil Bupati Ngawi.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono mengaku kagum dan salut dengan kegiatan kelompok lansia yang tergabung dalam BKL Melati asuhan Muhyi, selaku ketua kelompok. Ony yang sekaligus Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Ngawi ini sempat dengan jujur merasa iri yang dilakukan BKL ini.

“Meskipun sudah lanjut usia, semua anggota BKL ini masih terlihat sehat seger buger bisa melakukan aktifitas dan kegiatan sehari-hari. Ini membuktikan pola hidup yang dijalaninya sangat sehat. Kami selaku pemuda kadang merasa iri, banyak program tapi kurang untuk bisa melaksanakannya,” ungkap Ony seraya nyindir.

Dalam paparannya, orang nomor dua di jajaran Pemkab Ngawi ini menerangkan bahwa program kependudukan dan keluarga berencana tidak saja mengatur dan mengendalikan kelahiran melalui kontrasepsi, tetapi juga memberi intervensi pada keluarga mulai dari anak dalam kandungan hingga usia lansia.

Sementara Bina Keluarga Lansia, lanjut Ony, merupakan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan juga ketrampilan keluarga yang memiliki usia lanjut dalam perawatan, pengasuhan serta pemberdayaan lasia sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Untuk usia lanjut skala nasional sekitar 7% dari jumlah penduduk, sekitar 10% lansia di tingkat Propinsi Jatim, dan di Kabupaten Ngawi sendiri tercatat ada 106.358 jiwa di tahun 2012 atau 11,85% dari jumlah penduduk 897.908 jiwa. Evaluasi ini merupakan langkah lanjut dari rangkaian kegiatan pembangunan kependudukan dan keluarga Kabupaten Ngawi.

Masih menurut Wakil Bupati, keberhasilan pembangunan tak lepas dari kependudukan, karena penduduk adalah obyek sekaligus subyek dari pembanguan itu sendiri. Oleh karena itu, lanjutnya, Kabupaten Ngawi harus mampu meningkatkan dalam pengedalian kelahiran, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta mempersiapkan daya saing SDM yang berkualitas.

Sementara itu, Ketua Tim Evaluasi BKL dari Propinsi Jawa Timur, Dra Nunuk Lestari. MM, dalam uraiannya menyampaikan bahwa penilaian BKL ini untuk memberi keteladanan terhadap penduduk atau masyarakat agar bisa meniru kebiasaan lansia hingga bisa hidup sehat, dan menularkan kemampuan atau pengalamannya pada generasi muda.

Ninuk juga menyampaikan, bahwa Propinsi Jawa Timur pada tahun 2012 sebagai juara tiga evaluasi BKL tingkat nasional yang diwakili Kabupaten Madiun. Dan di tahun ini (2013), Kabupaten Ngawi masuk tiga besar bersanding dengan Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Bangkal.

“Kita berharap, semoga kelompok BKL Melati Kelurahan Karang Tengah Kabupaten Ngawi ini mampu memposisikan sebagai juara satu untuk mewakili Propinsi Jawa Timur menuju ke tinggkat nasional,” ungkap Ninuk yang disambut aplous semua undangan yang hadir.

Di sisi lain, simulasi pengetahuan umum yang dilakukan kelompok BKL ini tentang Buang Air Besar (BAB) di sungai atau di sembarang tempat dalam Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Terdengar guyonan dan celotehan yang polos dari beberapa kakek nenek menjawab pertanyaan.

“Kalau buang air besar di sembarang tempat tentu membuat bau tidak sedap dan bisa membawa penyakit. Dan kalau di sungai, nanti kalau kepleset bisa jatuh,” kelakar Kakek Bandri yang didirngi canda tawa. (mit/yn@infongawi.com)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Srikandi Sabet Juara Favorit

di %s Berita/Informasi 624 views

GROUP KOLINTANG SRIKANDI KAB. NGAWI MASUK GRAND FINAL MENYABET JUARA FAVORIT TINGKAT PROVINSIGroup musik kolintang Srikandi Kab. Ngawi dibawah binaan Antiek Budi Sulistiyono dalam Festival kolintang yang diselenggarakan Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Jawa Timur berhasil masuk grand final menyabet juara favorit yang diselenggarakan selama dua hari mulai tanggal 20  s/d 21 April 2013 bertempat di Grand City Mall Surabaya.

Festival ini diikuti 29 group kolintang dari organisasi wanita se Jatim, dan pada grand final tinggal 12 group. Growop kolintang Kab. Ngawi dalam babak penyisihan  membawakan lagu wajib Jawa Timur Membangun dan1 lagu pilihan wajib pop Sakura karya Faris RM. Sedangkan pada grand final ditambah   lagu pilihan wajib daerah Pak Tani karya Koes Plus.

4Kriteria penilaian dalam Festival ini meliputi penyajian aransemen musik, teknik, vokal, pembawaan dan penampilan. Adapun yang keluar sebagai juara I adalah grou musik kolintang PIK PG Gersik dengan nilai 626 mendapatkan piagam penghargaan dan  uang pembinaan sebesar 5 juta. Juara II groupmusik kolintang Jala Nada dari Jalasinasri Armada Timur mendapatkan piagam dan uang pembinaan 4 juta, juara III group musik Gita Damar Nada dari DWP Provinsi Jatim mendapatkan piagam penghargaan dan uang uang pembianaan 3 juta, juara harapan 1 dari Surabaya mendapat piagam penghargaan dan uang pembinaan 2,5 juta, juara harapan II dari Sidoarjo mendapat piagam penghargaan dan uang pembinaan 1,5 juta, juara harapan III dari Dinkes Kota Surabaya mendapatkan piagam penghargaan dan uang pembinaan 1 juta, sedangkan sebagai juara favorit dari group kolintang Srikandi Kab. Ngawi mendapatkan  piagam penghargaan dan uang pembinaan 1,5 juta.

2Ketua BKOW Jatim Fatma Saefullah Yusuf mengatakan, “Musik kolintang ini merupakan musik asli Indonesia yang berasal dari Minahasa yang wajib dilestarikan agar tidak punah yang menunjukkan salah satu kepribadian bangsa atau sebagai jati diri bangsa Indonesia”, tegasnya.

Pada grand final hadir Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Panglima Komando Armada RI  Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono SH, M.Hum, Kasarmatim Laksamana Pertama TNI Darwanto SH, MAP dan Komandan Komando Pendidikan dan Pengembangan Angkatan Laut (Dankobagdikal) Laksamana Muda TNI Djoko Teguh Wahojo.

Antiek Budi Sulistyono selaku pembina group musik kolintang Srikandi Kab. Ngawi mengatakan, “Dengan keberhasilan group kolintang Srikandi menyabet juara favorit merupakan suatu kebanggan masyarakat Ngawi,  akan terus rutin mengadakan latihan dan group ini akan ditampilkan pada upacara resepsi kemerdekaan RI, hari jadi dan even-even lain”, ungkapnya. (tiwi/majalahkapas.com)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Ngawi Duta Seni Jatim Pada HUT TMII Ke-38

di %s Berita/Informasi 610 views

NGAWI DUTA SENI PROVINSI JATIM PADA HUT TMII KE 38Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta berdiri tanggal 20 April 1975 dan pada tanggal 20 April 2013 genap berusia 38 tahun. Pada HUT yang ke-38 ini mengundang 33 Provinsi se Indonesia untuk mengadakan pameran produk unggulan, kesenian dan pawai keliling TMII.
Kabupaten Ngawi ditunjuk sebagai duta seni Provinsi Jatim pada HUT TMII ke-38 dengan mengadakan pameran produk unggulan  Teh Jamus dan batik khas Ngawi serta menampilkan kesenian Wayang Apem cerita legendaris  terjadinya nama  Ngawi dan juga mengikuti pawai. Pagelaran Wayang Apem yang mengambil judul ‘Kawentare Bumi Ngawi’ mendapat sambutan hangat dari penonton yang berjubel di Gedung Kesenian TMII  Anjungan Provinsi Jatim.

Apem pada umumnya lebih dikenal karena sebagai sebuah makanan kecil yang dibuat dari dua bahan pokok yaitu beras ketan yang memiliki makna simbol pliket (rekat) dan tape (fregmentasi singkong). Dua bahan ini dikategorikan makna simbol bahan yang baik dan yang busuk namun setelah kedua bahan diproses dengan pengendapan maka akan menjadi makanan enak. Proses pengendapai inilah yang kami ambil maknanya untuk sebuah karya seni yang bernama Wayang Apem.
Penyajian makanan kecil apem dibedakan  dengan dua kepentingan yaitu untuk kehidupan manusia dan untuk sesaji dalam kontek kepercayaan budaya Jawa. Hal ini menunjukkan bahwa apem bertautan dengan kehidupan nyata dan tidak nyata. Apem disajikan secara makro.

6Wayang Apem merupakan hasil dari kristalisasi budaya “woh pangolahing lahir lan batin” masyarakat Ngawi. Beberapa bentuk kesenian khas yang ada dan berkembang di Kabupaten Ngawi diramu menjadi salah satu pertunjukan.
Pencipta Wayang Apem Eko Wahyu Prihantoro, M.Sn mengatakan, “Karya seni Wayang Apem singkatan dari a

++lternatif pendekatan masyarakat. Melihat perkembangan kesenian yang semakin marak dengan berbagai macam bentuknya, maka penciptaan karya ini awalnya mendapat dukungan dari Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono yang waktu itu masih menjabat  Wakil Bupati adalah sebagai alternatif atau trobosan baru hasil pengendapan atau kristalisasi pemikiran dan usaha seniman dan pemerintah daerah Kabupaten Ngawi untuk mensikapi perkembangan karya seni Wayang Apem tersebut”, ungkapnya.
Pertunjukan Wayang Apem dengan judul “Kawentare bumi Ngawi”  menceritakan  tersohornya tanah kelahiran yang ada di dataran tinggi. Dimana raja Mataram Prabu Maha Diyu ingin mengadakan ekspansi wilayah ke kerajaan Jogorogo yang dipimpin seorang putri bernama Dewi Duhita (Wijayindu  Dewi) namun kehadirannya tidak diterima oleh Rekatha (kepiting besar) dan diajak berperang, Dewi Duhita ditolong oleh seorang pemburu bernama  Lubdaka dengan menggunakan pusaka Gigit Awi pemberian Dewa Shiwa berhasil membunuh Rekatha tersebut. Cerita ini diambil dari sejarah terjadinya nama Ngawi.

7Ketua tim kesenian Kab. Ngawi yaitu Kadin Dispariyapura Kab. Ngawi Agus Santoso mengatakan “Tujuan digelarnya Wayang Apem ini untuk mensosialisasikan kepada warga Ngawi yang bedomisili di Jakarta betapa indahnya pertunjukan seni ini dan agar mengenal sejarah terjadinya nama Ngawi dan juga ingin menampilkan budaya-budaya yang lama tidak ditampilkan agar menjadi katalisator seniman dengan pemerintah Kab. Ngawi”, ungkapnya. Lebih lanjut Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono mengatakan, “Setelah kita canagkan ngawi berbudaya semua potensi-potensi budaya dan seni di Kab. Ngawi harus dioptimalkan kembali sehingga Ngawi yang berbudaya dan mempunyai seni yang tinggi akan muncul dan lebih bergairah, maka salah satunya munculnya cerita terjadinya Ngawi dalam bentuk sendra tari Wayang Apem sehingga masyarakat Ngawi mengenal bagaimana terjadinya cerita Kabupaten Ngawi tercinta ini, munculnya karya seni Wayang Apem ini dapat menjadi  motivasi para seniman lain, sehingga dapat menciptakan karya seni asli Kabupaten Ngawi dan membuat sanggar-sanggar seni untuk menciptakan Ngawi berbudaya”, ungkapnya. (tiwi/majalahkapas.com)

Sebar dan Bagikan :

Shares
1 2 3 7
Go to Top